Pinjol Derita Rakyat Kecil

Pinjol Derita Rakyat Kecil

Ketua PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas/Net

eramuslim.com

Oleh : Anwar Abbas

PANDEMI Covid-19 benar-benar telah memukul ekonomi rakyat. Karena untuk bisa terhindar dari virus yang membahayakan tersebut, salah satunya yaitu dengan mengisolasi diri di rumah, sehingga akibatnya banyak masyarakat yang tidak bisa beraktivitas dan berbuat produktif.

Kalau bagi masyarakat lapis menengah dan atas hal demikian mungkin tidaklah terlalu mempengaruhi daya beli mereka, karena mereka masih punya uang apakah dalam bentuk deposito, tabungan dan atau giro.

Berbeda halnya dengan masyarakat lapis bawah atau pengusaha mikro dan ultra mikro. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi tanggal 25 Juli 2020, dikatakan bahwa 50 persen UMKM menutup usahanya, 88 persen usaha mikro tidak lagi memiliki kas padahal jumlah mereka adalah 63.350.222 pelaku atau 98, 68 persen dari total pelaku usaha yang ada.

Lalu timbul pertanyaan, bagaimana caranya mereka memenuhi kebutuhan hidupnya.  Tentu mereka harus berusaha. Tapi untuk bisa berusaha mereka jelas terbentur dengan masalah modal atau dana, karena mereka tidak lagi punya uang sehingga mereka harus meminjam kepada pihak lain. Salah satunya yang bisa mereka lakukan adalah berhubungan dengan pinjaman online (Pinjol) baik yang legal maupun yang illegal.

Kehadiran pinjol-pinjol tersebut tentu bagi mereka menjadi sesuatu yang menggembirakan, karena lewat iklan-iklannya pinjol-pinjol tersebut  menawarkan kemudahan berupa proses yang cepat dan bunga yang katanya rendah. Hal ini tentu saja telah mendorong banyak orang untuk berhubungan dengan pinjol-pinjol tersebut sebagai jalan keluar dari masalah keuangan yang mereka hadapi.

Tetapi yang tidak terperhitungkan oleh mereka adalah resiko yang harus mereka hadapi setelah transaksi tersebut terjadi, sehingga tidak jarang dalam menghadapi risiko yang mereka hadapi, apalagi dengan  adanya tekanan dan ancaman dari pihak perusahaan pinjol,  sehingga banyak sekali si peminjam yang stres dan mengalami putus asa, bahkan juga sudah banyak yang menempuh jalan dengan mengakhiri hidupnya.