Sekuler dan Islam, Saatnya Berpisah Jalan

sekulerOleh : Muhammad Yusron Mufid

……… Dan masa (Kejayaan dan kehancuran) itu akan kami pergilirkan diantara manusia (agar merekan mendapat pelajaran, dan supaya Allah membedakan antara orang beriman (dengan orang-orang kafir), dan supaya dijadikannya kamu gugur sebagai syuhada ……. (Q.S Ali Imran : 140)

Sekulerisme dan Islam sejatinya adalah dua jalan hidup yang berbeda. Sekulerisme berangkat dari semangat pemisahan agama dari kehidupan sehari-hari dan mengekang kewenangan Tuhan hanya di sisi-sisi tertentu saja. Dengan kata lain, bagi kaum sekuler, Tuhan hanya berlaku kekuasaannya disebagian hidup manusia contohnya ketika di masjid-masjid, kementerian agama, pesantren-pesantren dan tempat-tempat religius lainnya. Sementara di sisi hidup yang lain, manusia merasa lebih berkuasa dari Tuhan dengan membuat pedoman hidup untuk mengatur manusia lainnya. Dan akhirnya menimbulkan suatu kondisi manusia menghamba kepada manusia lainnya.

Sekulerisme berawal dari daratan eropa, ketika masyarakat eropa menganggap kekuasaan gereja tak sejalan dengan perkembangan zaman. Ketika itu, Eropa sedang mengalami zaman yang disebut “Dark Age”. Beberapa pihak berpendapat bahwa otoritas gereja-lah yang membuat mereka terkungkung dizaman kegelapan. Tercatat, gereja dizaman itu hampir mendominasi seluruh sisi kehidupan masyarakat Eropa dan tidak boleh ada suatu pemahaman yang bertentangan dengan dogma Gereja. Beberapa ilmuwan yang mengemukakan pendapatnya tetapi bertentangan dengan Gereja dihukum seperti Coppernicus, Galileo Galilei dan Granado padahal dikemudian hari diketahui bahwa pendapat mereka-lah yang benar. Sampai akhirnya masyarakat Eropa tersadar bahwa jika eropa ingin mengalami kemajuan mereka harus lepas dari kungkungan gereja. Akhirnya sebagian masyarakat Eropa melakukan revolusi pada hampir semua bidang -termasuk pemikiran- memberontak terhadap otoritas gereja menuju kehidupan sekuler. Revolusi mereka membawa dampak yang nyata, Eropa bangkit dari zaman kegelapan menuju abad pencerahan atau yang dikenal dengan Renassaince. Bermunculan-lah para pemikir terkenal seperti Charles Darwin, Karl Marx, Adam Smith, Max Weber dll.

Selanjutnya dalam perkembangannya, kemajuan Eropa juga membawa mereka keluar dari sempitnya benua Eropa dan melakukan ekspansi ke seluruh dunia lewat misi kolonialisme dan imperialisme termasuk menjamah negeri-negeri muslim. Perkembangan ekspansi Kekhilafahan Islam yang pesat hingga menyentuh Eropa diserang balik oleh bangsa-bangsa Eropa dengan misi kolonialisme mengarungi samudera. Dampak Kolonialisme bukan sekedar penjajahan fisik melainkan membawa suatu hal yang lebih berbahaya yaitu penghilangan jati diri Islam dengan racun pemikiran termasuk sekulerime, demokrasi, kebebasan dll. Sehingga secara berangsur-angsur mulai-lah kaum muslimin terlupa akan jati dirinya dan mengekor kepada bangsa Barat.

Kaum muslimin sepertinya lupa, ketika masyarakat Eropa sedang mengalami zaman kegelapan, disisi yang lain Islam sedang menjadi mercusuar dunia dengan jati dirinya sendiri yaitu dengan Islam. Sejarah mencatat kejayaan kaum muslimin di Andalusia, Spanyol yang menjadi obor penerang ditengah gelapnya peradaban Eropa. Tak cukup dibagian Eropa Barat, di Eropa Timur, Islam menguasai Konstantinopel yang merupakan kota sangat terkenal di abad pertengahan. Di Asia, Baghdad bersinar terang menjadi tujuan para penuntut ilmu dari seluruh dunia. Dan di Mesir, dibangunlah Universitas pertama dan tertua didunia yaitu Universitas Al Azhar Cairo. Justru umat Islam mengalami kemunduran setelah kaum muslimin mengekor dan tertipu oleh gemerlap kemajuan semu Barat dan meninggalkan pandangan hidup yang agung yaitu Islam termasuk bergerak menuju kehidupan sekuler.

Begitu-lah sejarah singkat paham sekulerisme hingga sampai memasuki pola pikir dan kehidupan kaum muslim. Namun, ada yang lebih penting dari analisis sejarah tersebut. Sekulerisme dan antek-anteknya termasuk demokrasi telah mengeluarkan kita tanpa sadar keluar dari penghambaan kepada Allah saja. Dan menyinggung ranah yang sangat prinsipil dalam ajaran Islam yaitu mengadakan tandingan-tandingan terhadapNya termasuk dalam persoalan kekuasaan tertinggi. Sekulerisme mengajarkan bahwa Allah bukanlah satu-satunya pemilik kekuasaan tertinggi atas diri manusia melainkan ada yang lain. Padahal Allah telah berfirman :

“Wahai sekalian bangsa manusia, baktilah kamu kepada Tuhanmu, yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

“Dialah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit, dan ia jadikan dengan air (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui” (Q.S. AlBaqarah 21-22)

Bagi kita selaku umat Islam. Allah yang Maha Pengasih selaku pencipta alam semesta termasuk manusia memberi tahu bahwa tiadalah manusia diciptakan tanpa maksud tertentu. Dia telah memberi petunjuk lewat para utusanNya manusia pilihan (Nabi-nabi) dan menunjukkan kepada kita jalan hidup yang agung yaitu Islam. Islam berarti submission/surrender. Penyerahan diri dan ketundukan manusia kepada perangkat undang-undang sang Pencipta. Allah telah memberitahukan kepada kita hanya ada satu kebenaran mutlak, Kebenaran yang dengan itu manusia terlahir dengan watak dasarnya/fitrah (Lihat Q.S. 30 : 30), kebenaran yang dengan itu para nabi diutus untuk mengembalikan manusia yang telah keluar dari fitrah asalnya, kebenaran yang dengan itu alam semesta dan seisinya berjalan. Manusia termasuk bagian dari alam semesta namun memiliki keistimewaan berupa kebebasan berkehendak, manusia dapat memilih apakah ingin berjalan bersama alam semesta (Termasuk fitrahnya) yang tunduk berserah diri kepada penciptaNya atau memberontak terhadapNya dengan melawan kehidupan. Setiap pilihan memiliki konsekuensi yang berbeda berupa ganjaran kemuliaan atau hukuman kehinaan di pengadilanNya kelak. Allah berfirman :
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain selain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah lah mereka dikembalikan”. [Q.S. Ali Imran: 83]

Hari ini, kita hidup di alam dunia yang sementara, sejatinya lembaran-lembaran di dunia adalah ujian bagi manusia yang harus kita jalani sebagai seorang muslim. Banyak tantangan menghadang yang akan mengeluarkan manusia dari fitrah asalnya yaitu Islam. Kemudian membawa kita ke jurang kehancuran dan kehinaan. Tak perlu tertipu dengan kejayaan pandangan Barat yang sejatinya adalah kemajuan semu dan menipu. Sebelum mereka ada kejayaan kaum Aad, Tsamud, Sodom yang terbukti sia-sia. Karena sejatinya kita telah diberi kebanggaan berupa Islam yang merupakan nilai kemanusiaan tertinggi karena dengannya manusia terlahir. Sekulerisme ala barat telah membuat manusia keluar dari fitrahnya sebagai Hamba Tuhan (Ingkar). Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk melewati ujian ini dan tak tertipu oleh gemerlap kemajuan semu mereka. Aamiin. Muslim akan tinggi dan mulia jika kembali kepada Islam.

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah ……” (Q.S Ali ‘Imran : 110)

Jadi, Islam tidak mengenal istilah sekuler, sebab makna muslim sendiri adalah manusia yang tunduk berserah diri, sedangkan sekuler adalah pembebasan/pemberontakan menjadi manusia ingkar. Tidak ada istilah muslim sekuler tapi pilih-lah salah satu, Menjadi muslim atau sekuler ?

Sebagai penutup, seorang cendikiawan barat bernama M Thonnon pernah berkata :

“Tuan orang timur (Islam) sangat gemar meniru kami orang barat, tetapi yang tuan tiru ialah perkara-perkara yang amat rendah, kerusakan-kerusakan dan hal yang sama sekali tidak berguna, bahkan tuan sangat gemar meniru kami yang oleh orang barat sendiri dianggap penyakit yang merusakkan tubuh yang orang-orang terpelajar Eropa sendiri memeranginya. Jikalau Tuan ingin kemajuan yang sebenar-benarnya dan berdiri sama tinggi dengan kami, maka pertama-tama pegang teguhlah agamamu, sebab aku dapati AlQur’an itu berisi pengajaran luhur yang cukup untuk mengatur peri lahir batinmu”

Wallahua’lam