Al Aqsa Membara, Pemuda Yerusalem: Diam Bukan Lagi Pilihan!

Serangan brutal penjajah Israel telah menewaskan lebih dari 24 orang dan lebih dari 300 orang lainnya terluka.

Kementerian Luar Negeri dari negara-negara tersebut mengeluarkan pernyataan yang mirip dengan yang ditulis oleh Zionis-Israel.

“Penembakan roket terhadap ‘warga sipil Israel’ tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun dan tentu saja tidak ada kontribusi untuk menyelesaikan konflik, tetapi peningkatan kekerasan baru yang tidak masuk akal. Semua pihak memiliki kewajiban untuk mencegah korban sipil lebih lanjut,” ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri Jerman di Twitter.

Menteri Luar Negeri Ceko Jakob Kulhanek juga mendesak “penghentian segera” penembakan roket dari Gaza ke Israel.

“Kami mengutuk keras setiap hasutan untuk melakukan kekerasan dan berharap eskalasi kerusuhan lebih lanjut di #Jerusalem akan dicegah,” papar pernyataan itu, yang sepenuhnya mengabaikan fakta bahwa serangan brutal Israel telah menewaskan lebih dari 24 orang, termasuk sembilan anak.

“@JakubKulhanek bungkam saat Israel secara brutal menyerang jamaah di Temple Mount, serta dia diam tentang penggusuran yang merupakan praktik apartheid. Dan juga dia bungkam ketika Israel membunuh 9 anak tepat ketika dia men-tweet ini,” papar seorang pengguna Twitter.

Kantor Kementerian Luar Negeri Austria juga mengeluarkan tweet yang menyerukan “penghentian segera penembakan roket dari Gaza ke Israel.”

Pengguna Twiter dengan cepat mengkritik pernyataan itu karena gagal mengutuk kekerasan dan pendudukan Israel yang telah menewaskan ribuan warga Palestina dalam beberapa tahun terakhir.

“Bagaimana dengan mengutuk pendudukan ilegal di dalam negara asing??” ujar seorang pengguna, sementara pengguna lainnya mengecam pernyataan itu karena gagal mengutuk pembunuhan anak-anak Palestina oleh Israel.

Sementara itu, Kementerian Prancis untuk Eropa dan Luar Negeri merilis pernyataan yang menyatakan keprihatinan atas bentrokan dan kekerasan, tanpa menyebutkan bahwa keduanya dilakukan oleh pasukan Israel.

“Sekali lagi Prancis menyatakan keprihatinannya yang serius atas bentrokan dan kekerasan yang terjadi selama beberapa hari terakhir di Yerusalem, yang telah menyebabkan beberapa ratus orang terluka dan dapat menyebabkan eskalasi skala besar. Prancis mengecam keras tembakan roket tadi malam dari Jalur Gaza yang menargetkan wilayah Israel, yang melanggar hukum internasional,” ungkap pernyataan itu.

Bertentangan dengan pernyataan lain, pernyataan Prancis tersebut menarik perhatian pada penggusuran paksa Israel atas warga Palestina, “Dalam hal ini, Prancis sangat prihatin dengan ancaman penggusuran paksa terhadap penduduk lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, yang terkait dengan kebijakan pemukiman, yang ilegal menurut hukum internasional, dan memperburuk ketegangan. Prancis juga menegaskan kembali komitmennya untuk melestarikan status quo bersejarah di Temple Mount.”

Tidak seperti yang lain, pemimpin Skotlandia Nicola Sturgeon secara terbuka mengkritik Israel karena menyerang tempat ibadah.

“Menyerang tempat ibadah kapan saja adalah hal yang tercela, tetapi menyerang masjid selama Ramadhan sama sekali tidak dapat dipertahankan. Ini juga merupakan pelanggaran hukum internasional. Israel harus memperhatikan seruan untuk segera menghentikan kekerasan. #SheikhJarrah,” ungkap Sturgeon.[sindonews]