Hamas Bersumpah Akan Tetap Memilih Jalan Perlawanan

Hamas memperbarahui tekad mereka pada hari peringatan keenam syahidanya pemimpin dan salah seorang pendiri Hamas, Dr. Abdul Aziz Ar-Rantisi, Hamas bersumpah untuk tetap melakukan pilihan perlawanan dan melindungi hak-hak nasional secara konstan.

Selama peringatan yang berlangsung pada Sabtu lalu (17/4) di Khan Younis, salah seorang pejabat senior Hamas Shalih Al-Ruqub mengatakan bahwa Hamas telah berjanji untuk mengikuti langkah-langkah para pemimpin besar mereka dan tetap sabar dalam menghadapi segala tantangan.

Ruqub dalam sambutannya menyorot beberapa atribut yang menampilkan gambar Rantisi, dan ia menyatakan bahwa berdirinya Rantisi masih segar dalam benak rakyat Palestina dan hidupnya penuh dengan pengorbanan.

Dalam pernyataan terpisah pada Sabtu lalu, Hamas menegaskan bahwa perlawanan rakyat Palestina tidak akan pernah meninggalkan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, tidak peduli apa yang terjadi dan tidak akan berhenti sampai semua tahanan dalam penjara Israel menikmati kebebasan.

"Pada hari besar nasional ini, hari tawanan Palestina, kita harus bangkit ke tingkat menikmati ketabahan yang dilakukan oleh pahlawan kita di penjara dalam menghadapi penindasan, penyiksaan dan rasa sakit serta dalam menghadapi kekecewaan terhadap negara-negara Arab dan adanya kerja sama rahasia dari beberapa oknum yang menjual segala sesuatu dari bangsa Palestina untuk keuntungan faksi maupun pribadi."

Sementara itu, Dr. Khalil Al-Hayya, anggota biro politik Hamas mengatakan bahwa masalah tahanan adalah seperti masalah Palestina lainnya yang memerlukan segala bentuk perlawanan rakyat dengan bersenjata.

Dr. Hayya mengatakan dalam konferensi pers yang diadakan di kota Gaza bahwa rakyat Palestina tidak dapat mencapai tujuan mereka terutama kembalinya para pengungsi ke tanah air mereka dan pembebasan tahanan, tanpa mengerahkan program pertahan yang terpadu dan nyata yang mengarah kearah penghapusan pendudukan dari bumi Palestina.

Dalam konteks yang sama, komite tertinggi Islam menyatakan bahwa para tahanan Palestina adalah tawanan perang dan bukan penjahat perang karena mereka telah membela tanah Palestina yang telah dirampas sejak deklarasi Balfour pada tahun 1917.

"Para tahanan harus diperlakukan secara manusiawi dan sesuai dengan hukum internasional serta norma-norma yang menjamin kebebasan dan martabat manusia," kata komite dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari tahanan Palestina.(fq/pic)