eramuslim.com – Hamas menyatakan kesiapannya untuk menyerahkan kendali Jalur Gaza kepada Otoritas Nasional Palestina dan komisi pemerintah, menurut laporan Sky News Arabia yang dikutip oleh Antara pada Senin, 17 Februari 2025.
Menurut sumber yang dikutip, Hamas mengajukan beberapa syarat sebelum menyerahkan kekuasaan kepada Otoritas Nasional Palestina. Salah satu persyaratan tersebut adalah memastikan pegawai di pemerintahan baru tetap memiliki pekerjaan atau mendapatkan masa pensiun dengan jaminan pembayaran gaji.
Keputusan untuk menyerahkan kekuasaan ini diambil oleh pimpinan Hamas setelah mendapat tekanan kuat dari Mesir dalam perundingan terakhir yang berlangsung di Kairo.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, menegaskan bahwa rencana rekonstruksi Gaza sedang disusun dengan koordinasi antara Palestina, negara-negara Arab, dan dukungan internasional.
Pernyataan tersebut ia sampaikan pada Ahad dalam pertemuan di Kairo bersama delegasi Kongres AS yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR, Darrell Issa.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Mesir menyebut bahwa Abdelatty memaparkan upaya intensif Mesir dalam menyusun rencana pemulihan awal dan rekonstruksi Gaza secara komprehensif dan bertahap, demi memastikan warga Palestina tetap berada di tanah mereka.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump berulang kali menyerukan pengambilalihan Gaza dan pemukiman kembali penduduknya untuk membangun apa yang ia sebut sebagai “Riviera Timur Tengah.”
Gagasan tersebut ditolak oleh dunia Arab dan banyak negara lainnya karena dianggap sebagai bentuk pembersihan etnis, yang termasuk dalam kategori kejahatan perang.
Abdelatty kembali menegaskan bahwa visi Mesir dalam rekonstruksi Gaza dirancang dengan koordinasi bersama Otoritas Palestina, negara-negara Arab dan Islam, serta komunitas internasional.
Ia juga menyoroti pentingnya adanya “horizon politik” guna menyelesaikan konflik Palestina-Israel yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan memutus siklus kekerasan yang terus berulang.
Selain itu, ia menegaskan kembali dukungan Mesir terhadap pembentukan negara Palestina yang bersatu, mencakup wilayah Tepi Barat dan Gaza, berdasarkan solusi dua negara.
(Sumber: Tempo)