Hamas Umumkan Masa "Pertobatan" Bagi Para Pengkhianat

Setelah mengeksekusi dua warga Gaza bulan lalu, pemerintah Hamas pada hari Ahad kemarin (9/5) mengumumkan adanya masa amnesti (pengampunan) bagi warga Palestina yang telah bekerjasama dengan pasukan keamanan Israel, di mana mereka dapat menyerahkan diri mereka dengan imbalan adanya pengampunan.

Masih belum jelas apakah "kolaborator" akan mendapatkan pengampunan penuh atau sifat ampunannya hanya berupa hukuman ringan.

Masa pengampunan akan berlangsung dari tanggal 8 Mei hingga 10 Juli dan seruan ini dilakukan bermaksud untuk "melindungi rakyat Palestina," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hamas Ihab Al-Ghussein.

"Kami mengambil langkah tersebut setelah dua kolaborator dihukum mati setelah dinyatakan bersalah. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua orang yang mengkhianati rakyat dan tanah air mereka mendapatkan balasan yang sesuai. Kita tahu trik-trik ganas Israel dengan menggunakan teknik memeras dan menekan para kolaborator agar mau bekerjasama dengan mereka," ia menambahkan.

Selama dua bulan berikutnya, stasiun polisi Gaza dan markas besar layanan keamanan akan buka selama 24 jam, kata Al-Ghussein dikutip pleh Ma’an News Agency. Mereka yang ingin mengumumkan pertobatan mereka, kata dia, harus pergi ke syaikh setempat dan pejabat lokal lainnya untuk berkoordinasi dengan polisi dan layanan keamanan.

Al-Ghussein menjelaskan bahwa siapa pun dinyatakan bersalah berkolaborasi dengan Israel setelah masa amnesti berakhir akan menghadapi hukuman maksimal sesuai dengan hukum.

Situs Al-Majd Info melaporkan bahwa kolaborator telah akan bisa mulai datang untuk pertukaran informasi dan mendapatkan amnesti.

Seorang kolaborator mengungkapkan bahwa Shin Bet memintanya untuk terus mengumpulkan informasi, namun kolaborator itu mengatakan bahwa ia akan menghadapi kematian setiap saat karena pihak layanan keamanan Gaza mengintensifkan usaha untuk menyingkap dan menghukum para kolaborator," Al-Majd melaporkan.

Al-Ghussein menambahkan bahwa kolaborator tidak perlu harus menyerahkan diri ke layanan keamanan. Sebaliknya, mereka bisa pergi ke faksi perlawanan atau ulama untuk meminta nasihat tentang cara untuk menghindari perangkap Israel lebih lanjut.(fq/ynet)