Israel Bombardir Palestina, Gencatan Senjata Tak Pengaruh bagi Israel

Dua orang warga Palestina menjadi korban keberingasan Israel yang melakukan serangan rudal ke sebuah mobil di kamp pengungsi Jabaliya, Ghaza. Koresponden Al-Jazeera menyebutkan bahwa mobil itu diduga dikendarai oleh dua orang tokoh pejuang Palestina dari unit Al-Quds, sayap militer Harakah Jihad Islami. Dan salah satu dari tiga pengemudinya adalah tokoh pimpinan dalam Harakah Jihad Islami.

MenurutAl-Jazeera, serangan misil Israel itu juga mengenai 4 orang warga Palestina lain yang tengah berada di depan rumah mereka. Mereka kini menderita luka parah dan sedang, dan tengah melakukan pengobatan di rumah sakit.

Abu Imad Ar-Rifa’i, tokoh dalam Harakah Jihad di Libanon mengatakan, “Pesan yang disampaikan Israel dalam aksi serangan itu secara khusus disampaikan untuk pemerintah Palestina yang menginginkan kelanjutan fase gencatan senjata.” Abu Imad memandang, prilaku Israel yang bringas dan tanpa kontrol itu seharusnya membuka mata pemimpin Palestina yang ingin menyudahi fase gencatan senjata, bahwa Israel tak mungkin diandalkan dengan pendekatan gencatan senjata. Ia menambahkan bahwa Israel selalu ingin memunculkan kekacauan di dalam bangsa Palestina yang bisa mempengaruhi pandangan mereka terhadap pemilu parlemen yang akan datang.

Sejauh ini, pemerintah Palestina berulangkali menyerukan kelompok perjuangan Palestina untuk memperpanjang fase gencatan senjata dengan Israel. Dan menurutnya, fase gencatan senjata itu adalah satu-satunya jalan untuk mensukseskan pemilu legislatif. Sementara kelompok pejuang Palestina menolak perpanjangan fase gencatan senjata, karena fase itu sama sekali tidak berguna bagi Israel yang terus menerus membombardir pemukiman warga Palestina dengan dalih mencari pejuang Palestina.

Kini, sejumlah tim pemantau pemilu dari Uni Eropa telah berdatangan ke sejumlah lokasi di Palestina. Tercatat ada 32 orang yang kini telah memasuki kota-kota di Tepi Barat. Sebagian lainnya nanti akan masuk ke wilayah Ghaza. Menurut ketua Tim Pemantau Uni Eropa, kedatangan mereka ke Palestina adalah untuk memantau sejauh mana kondisi keamanan di Palestina menjelang Pemilu.

Beberapa waktu lalu, sejumlah orang bersenjata menculik enam orang tim pemantau itu. Namun kini semuanya telah dibebaskan. Meski sebagian dari kelompok bersenjata tetap mengancam akan kembali menculik para tim pemantau yang kini jumlahnya sudah mendekati 200 orang di Tepi Barat dan Ghaza. (na-str/aljzr)