eramuslim.com – Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan untuk memberikan perawatan kesehatan bagi warga Gaza yang sakit dan terluka.
Mengutip laporan AFP pada Selasa (4/2), Ishiba menyampaikan dalam rapat parlemen pada Senin (3/2) bahwa pemerintahannya sedang merumuskan kebijakan guna menyediakan bantuan bagi mereka yang membutuhkan perawatan medis di Gaza.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa kesempatan pendidikan akan diberikan kepada warga Gaza yang berada dalam kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
Saat menjawab pertanyaan anggota parlemen mengenai kemungkinan menggunakan skema penerimaan pengungsi Suriah sebagai pelajar pada 2017 sebagai referensi, Ishiba menyatakan, “Kami memikirkan untuk meluncurkan program yang mirip untuk Gaza dan pemerintah akan berusaha agar rencana ini dapat terealisasi.”
Pembahasan mengenai langkah-langkah ini di parlemen berbeda dengan kebijakan suaka utama Jepang, yang selama ini dikritik karena jumlah klaim yang disetujui tergolong rendah. Pada 2023, Jepang hanya menerima 1.310 pencari suaka dari total 13.823 pendaftar, atau kurang dari 10 persen.
Melalui mekanisme yang berbeda, Jepang sebelumnya telah menerima 82 pelajar dari Suriah yang diakui sebagai pengungsi oleh badan pengungsi PBB pada akhir tahun lalu. Pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang menjelaskan bahwa program tersebut bertujuan mendidik calon pemimpin masa depan Suriah sebagai bagian dari kebijakan bantuan luar negeri jangka panjang Jepang.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa 50 pasien Palestina, termasuk 30 anak penderita kanker beserta pendampingnya, akan melintasi perbatasan Rafah yang telah dibuka kembali menuju Mesir. Direktur rumah sakit di Gaza juga menyampaikan bahwa sebanyak 6.000 pasien siap dipindahkan dari wilayah tersebut, sementara lebih dari 12.000 lainnya sangat membutuhkan perawatan medis segera.
(Sumber: Kumparan)