Qardhawi Gelar Konferensi Darurat Dunia Islam untuk Solidaritas Palestina

DR. Yusuf Al-Qardhawi menyampaikan usulannya untuk menggelar konferensi darurat internasional Islam untuk solidaritas Palestina. Dalam konferensi itu, menurutnya, harus dibahas pernyataan fatwa yang mewajibkan seluruh umat Islam maupun pemerintahan umat Islam guna membantu Palestina. Ia juga mengkritik bank-bank Arab yang merasa tidak berdaya menyampaikan bantuan kepada bangsa Palestina.

Dalam konferensi pers di Dhoha, Qatar, Yusuf Qardhawi mengatakan, “Konferensi ini direncanakan akan mengangkat tema “Konferensi Fuqaha dan Ulama Islam untuk Solidaritas Palestina” dan memakan waktu dua hari, 10-11 Mei 2006 yang akan datang.

“Kami menyerukan diadakannya konferensi yang mampu menghimpun keterangan lalu meletakkan umat Islam sesuai tanggung jawabnya,” kata Qardhawi.

Akan hadir dalam konferensi tersebut, para ulama Islam dan utusan seluruh kelompok di Palestina. Dari Palestina, yang akan hadir adalah Ketua Biro Politik Hamas, Khaled Mishal, Pemimpin Jihad Islam Ramadhan Shalh, juga Sekjen Front Rakyat Pembebasan Palestina Ahmad Jibril. Dari Irak akan hadir DR. Harits Dhari sekjen Haiah Ulama Islam, dari Sudan Syaikh Ahmad Ali Imam, dan Dr. Isham Bashir.

Menurut Qardhawi, konferensi ini nantinya akan lebih banyak membahas fatwa terkait dua hal. Yakni soal kewajiban mengeluarkan upaya untuk membantu rakyat Palestina dan tidak meninggalkan mereka kelaparan karena mereka telah mengangkat syiar “Lapar tanpa pernah tunduk menyerah”. Yang kedua, soal kewajiban bersama pemerintah umat Islam, dan bangsa Islam, juga kaum Muslimin yang ada di Palestina. “Inilah yang diwajibkan oleh agama, secara nasional dan seluruh kewajiban lainnya,” kata Qardhawi.

Rencananya, konferensi ini akan membentuk lembaga khusus yang akan memantau hasil implementasi rekomendasi yang dikeluarkan.

Secara umum pembicaraan dalam konferensi akan diarahkan pada soal kewajiban Palestina baik sebagai pemerintah, kelompok, maupun rakyat, juga kewajiban umat Islam baik pemerintah maupun kaum Muslimin, serta kewajiban para pakar Islam dan masyarakat internasional.

Di antara tokoh-tokoh yang juga diundang untuk hadir adalah Syaikh Salman Audah, Dr. Ali Badihdah, Dr. Abdullah bin Beih dari Saudi Arabiya, Syaikh Faishal Maulawi dari Libanon, Dr. Walid Thabthai dari Kuwait, Dr. Qadhi Husein Ahmad dari Pakistan.

Kecam Bank Arab

Terkait sikap menyerah sejumlah Bank Arab yang menolak menjadi penyalur dana bantuan untuk Palestina, Qardhawi mengatakan, “Bank-bank Arab tidak mau menyalurkan bantuan ke Palestina. Ini adalah krisis dan ujian bagi kaum Muslimin, bukan bagi Hamas. Karena Hamas sebenarnya telah sukses menjalin hubungan dan menarik bantuan.”

Menurut Qardhawi, umumnya bank-bank di Arab tidak mau menyalurkan dana bantuan karena tekanan AS yang memang melarang semua lembaga keuangan berinteraksi dengan Palestina.

Saat ini, pemerintah Palestina tengah mengalami krisis ekonomi parah sejak kepemimpinannya dikuasai Hamas. Mereka tidak mampu memberi gaji pegawai negeri yang berjumlah 160 ribu orang selama dua bulan. Dana untuk gaji para pegawai pemerintah itu saja sudah mencapai 120 juta dolar. (na-str/iol)