eramuslim.com – Sebuah investigasi media Israel The Hottest Place in Hell mengungkap bahwa tentara Israel memaksa seorang pria Palestina berusia 80 tahun untuk berjalan di depan pasukan sambil mengintai bangunan di Zeitoun, Gaza, pada Mei lalu.
Menurut laporan yang dikutip oleh Al Jazeera pada Minggu (16/2), tali peledak diikatkan di leher pria itu oleh seorang perwira Brigade Nahal, yang mengancam akan meledakkan kepalanya jika ia tidak mengikuti perintah.
Setelah delapan jam, pria tersebut diperintahkan untuk meninggalkan rumah bersama istrinya. Keduanya kemudian ditembak mati di jalan.
Tameng Hidup: Taktik “Nyamuk”
Tentara Israel menyebut prosedur ini sebagai “nyamuk”, istilah yang digunakan saat warga sipil Palestina dipaksa berjalan di depan pasukan Israel untuk mendeteksi jebakan atau serangan.
“Dia masuk ke setiap rumah sebelum kami. Jika ada bahan peledak atau militan, dia yang kena,” ujar seorang tentara yang diwawancarai dalam investigasi tersebut.
Pria lanjut usia itu terlihat berjalan menggunakan tongkat, sementara istrinya tetap ditahan di dalam rumah.
Setelah delapan jam digunakan sebagai tameng hidup, tentara Israel akhirnya membebaskan pria tersebut dan memerintahkannya menuju “zona kemanusiaan” di Gaza selatan.
Namun, batalion Israel lainnya tidak diberi tahu tentang keberadaan mereka.
Akibatnya, ketika pasangan itu berjalan sekitar 100 meter, mereka langsung ditembak mati.
“Begitu saja, di jalan,” kata seorang tentara dalam laporan investigasi tersebut.
(Sumber selengkapnya: Kumparan)