Panglima TNI: Tidak Ada Sejarahnya Ulama Rusak Kebhinekaan

Eramuslim – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa tidak mungkin dan tidak ada dalam sejarahnya kalau para Ulama itu akan merusak Pancasila dan merusak Kebhinekaan yang memang sudah ada dari dulu.

Pernyataan ini dikatakan Jenderal Gatot Nurmantyo dalam kegiatan acara Safari Ramadhan dilapangan Markas Brigif Raider 13/1 Kostrad, Tasikmalaya, dihadapan ratusan prajurit TNI, PNS, Forkompimda, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan seluruh elemen masyarakat yang datang pada Rabu (21/06) malam.

Selain itu acara juga dihadiri Pangkostrad, Asren, Aspers, Aslog, Aster Panglima TNI, Kabais TNI, Walikota Tasikmalaya, Bupati Tasikmalaya, Danlanud Wiryadinata, serta para Komandan Satuan Jajaran Brigif Raider 13/Galuh.

Acara buka puasa bersama dengan Panglima TNI itu juga diwarnai hujan deras saat acara berlangsung. Namun demikian acara tetap berlangsung dengan khidmat. Pada kesempatan itu Panglima TNI kembali mengingatkan sejarah terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR).

“Paska Kemerdekaan RI, para ulama dan santri banyak yang kembali ke pesantrennya masing masing. Namun demikian ada juga yang melakukan aktivitas berdagang, bersekolah dan berkarya di banyak kesempatan yang saat itu ada. Diantara sebagian itu ada juga yang merasa terpanggil membela bangsa dan negara serta menjaga keamanan rakyat. Dari situlah maka kemudian dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang sekarang ini kita kenal dengan TNI,” ujar Panglima TNI.

Saat selesai acara buka puasa bersama dan dilanjutkan dengan shalat berjamaah, hujan turun dengan derasnya. Maka sholat berjamaah itu dilakukan dibawah hujan yang mengguyur tempat acara berlangsung.

Melihat hal itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa hujan yang turun itu adalah Rahmat dari Allah Swt kepada manusia dan alam sekitar (PM/Ram)