Eramuslim.com – Seorang pangeran senior Arab Saudi yang pernah ditangkap tahun 2017 bersama puluhan bangsawan lain dalam operasi korupsi kini dilaporkan menghilang.
Dia dianggap pesaing atau rival Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) .
Pangeran Faisal bin Abdullah al-Saud pertama kali ditahan pada 4 November 2017 dan ditahan di Hotel Ritz-Carlton Riyadh bersama puluhan bangsawan lainnya. Dia dibebaskan tak lama setelah penahanannya.
Namun, pada 27 Maret 2020, agen keamanan Arab Saudi menahannya lagi di perkebunan pribadi Raja Abdullah dekat desa al-Janadriyah, dekat Riyadh. Hal itu diungkap sumber yang dekat dengan Pangeran Faisal kepada Insider.
Faisal adalah putra Raja Abdullah, raja Arab Saudi yang meninggal pada 2015 dan digantikan oleh saudara tirinya yang juga ayah MBS, Raja Salman.
Sumber-sumber yang minta ditulis anonim karena takut akan keselamatan mereka, mengatakan keberadaan Pangeran Faisal sekarang tidak diketahui sejak ditahan lagi Maret tahun lalu.
Hilangnya Pangeran Faisal pertama kali dilaporkan oleh Human Rights Watch, namun beberapa detail dari hilangnya itu belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Salah satu sumber mengatakan agen Arab Saudi menuduh Pangeran Faisal terinfeksi COVID-19, sebuah tuduhan yang pernah dibantah Pangeran Faisal sebelum menghilang. Dia, lanjut sumber tersebut, kemudian disuntik dengan zat yang tidak diketahui dan dibawa pergi. Dia belum didakwa dengan kejahatan apa pun.
“Hilangnya Faisal sangat memilukan terutama ketika dia sendirian di perkebunan Raja Abdullah. Dia sudah berurusan dengan depresi, masalah jantung, perceraian lagi, [dan masalah lain] yang tidak diketahui,” imbuh sumber itu.
Kedutaan Arab Saudi di Washington, DC, belum menanggapi permintaan Insider untuk memberikan komentar.
Banyak dari mereka yang dibebaskan dari Hotel Ritz-Carlton pada saat itu setuju untuk menyerahkan aset atau uang dalam jumlah besar ke istana dengan imbalan kebebasan mereka, termasuk Pangeran Faisal.
Meskipun demikian, alasan penahanan terakhirnya masih belum jelas.
Salah satu alasan yang masuk akal, kata sumber itu, adalah bahwa Faisal dianggap oleh bangsawan yang berkuasa dekat dengan Ahmed bin Abdulaziz, saudara laki-laki terakhir Raja Salman yang masih hidup.
Raja Salman sudah tua dan dalam kesehatan yang buruk, sedangkan MBS terindikasi ingin memastikan bahwa tidak ada perlawanan terhadap suksesi takhta ketika ayahnya meninggal.
Sebagai saudara raja, Ahmed pada prinsipnya merupakan pesaing takhta, meskipun pada kenyataannya dia tampaknya tidak memiliki kekuasaan pemerintahan yang nyata.
Ahmed ditahan pada 5 Maret 2020—tiga minggu sebelum Faisal—dan dituduh merencanakan kudeta dengan Mohammad bin Nayef, mantan putra mahkota yang digantikan MBS.
Namun, Faisal memiliki alasan untuk berharap.