Pindahkan Misi Internasional, Kapal MOAS Bergerak Selamatkan Etnis Rohingya

Eramuslim – Sebuah organisasi non-pemerintah yang mengklaim pihaknya telah menyelamatkan lebih dari 40.000 orang yang terkatung-katung di Laut Tengah (Laut Mediterania), sekarang menggeser misinya menuju peraian Asia guna menyelamatkan pengungsi Rohingya.

Migrant Offshore Aid Station (MOAS) bergerak dari Malta, di mana mereka mengaku telah menyelamatkan puluhan ribu migran sejak 2014, menuju perairan dekat Myanmar.

Keputusan itu diambil MOAS setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan bahwa jumlah etnis Rohingya yang lari menyelamatkan diri dari persekusi di Myanmar beberapa waktu belakangan ini, diperkirakan sudah mencapai angka 87.000.

Akan tetapi, sesungguhnya MOAS juga menghadapi situasi yang tidak menentu terkait misinya di perairan Laut Tengah dekat Libya.

Saat ini Eropa berketapan untuk menghentikan arus pengungsi dari Libya, sementara negara Afrika Utara itu berusaha menstabilkan kondisi dalam negerinya. MOAS menghadapi dilema, jika mereka mengirim para migran yang diselamatkan ke Eropa, pasti akan mendapatkan penolakan. Sedangkan jika para migran dikirim balik ke Libya, kondisi mereka juga tidak bisa dipastikan aman.

Agar kapal Phoenix yang dibuat tiga tahun silam tidak sia-sia, salah satu pendiri MOAS Regina Catrambone mengatakan kapal penyelamat pengungsi itu harus diberikan misi baru, menuju perairan Asia, lapor BBC Senin (4/9) kemarin.

Kapal tersebut diperkirakan akan mencapai Teluk Bengala dalam waktu sekitar tiga pekan.

MOAS mengatakan kapal itu akan membawa cukup banyak bantuan kemanusian untuk orang-orang Rohingya dan bekerja dengan transparansi dan akuntabilitas yang baik. (HI/Ram)