Pria Muslim Dikeluarkan dari Penerbangan karena Ngobrol dan Kirim Pesan Bahasa Arab

eramuslim.com – Dua pria Muslim menggugat Alaska Airlines dengan tuduhan diskriminasi. Mereka mengatakan staf mengeluarkan mereka dari penerbangan karena berbicara dan mengirim pesan dalam bahasa Arab.

Dalam gugatan yang diajukan pada 2 Agustus yang dipublikasikan pekan ini, Abobakr Dirar dan Mohamed Elamin mengklaim insiden itu terjadi saat mereka menaiki penerbangan Alaska dari Seattle ke San Francisco pada 17 Februari 2020.

Sambil menunggu keberangkatan, mereka mengobrol dalam bahasa Arab. Menurut gugatan itu, Dirar juga mengirim pesan kepada temannya dalam bahasa Arab dan menggunakan emoji.

Gugatan itu menyebut ada teater keamanan (security theater) yang tidak dapat dibenarkan, termasuk mempermalukan dan menghancurkan mereka. Bahkan, ini membuat mereka menerima tindakan keamanan tambahan yang tidak perlu setelah dikonfirmasi dengan polisi pesan tidak mengandung hal berbahaya atau ancaman.

Menurut laporan polisi, bagian dari teks yang berasal dari 2018 termasuk nomor 911. Pengacara pria mengatakan itu merupakan candaan dari teman Dirar. Laporan polisi mengatakan emoji roket yang telah dihapus oleh Dirar, dimaksudkan untuk menggambarkan gambar secara positif sebagai bom.

Dirar dan Elamin segera dikawal turun dari pesawat dengan penegak hukum berseragam yang mengatakan mereka memiliki masalah tiket.

Menurut pengaduan, personel Alaska Airlines memberi tahu petugas yang menanggapi bahwa insiden itu adalah kesalahpahaman antara penumpang dan semuanya baik-baik saja.

“Mereka sangat dipermalukan dan merasakan trauma. Bahkan, trauma mereka diperparah dengan mengetahui perlakuan buruk di depan umum itu akan memberikan kepercayaan pada keyakinan Islamofobia, rasis, dan xenofobia yang telah menjangkiti komunitas Muslim di Amerika Serikat (AS) selama beberapa dekade,” bunyi gugatan itu.

Dalam sebuah pernyataan, Alaska Airlines menyatakan sangat melarang diskriminasi dan menanggapi keluhan tersebut dengan serius.

“Tanggung jawab terbesar kami adalah memastikan bahwa operasi penerbangan kami aman setiap hari. Itu termasuk mematuhi peraturan federal tentang penyelidikan laporan keselamatan penumpang. Karena kasus ini masih menunggu proses pengadilan, kami tidak dapat memberikan komentar atau detail lebih lanjut saat ini,” ujarnya.

Dilansir MEE, Jumat (12/8/2022), Muslim sering menghadapi diskriminasi saat terbang di AS.

Pada 2006, enam imam diturunkan dari penerbangan US Airways di Minneapolis dan ditahan selama beberapa jam setelah beberapa penumpang dan awak mengeluhkan apa yang mereka rasakan sebagai perilaku yang mencurigakan.

“Saya akan mengakhiri proses ini karena saya ingin maskapai berhenti melakukan ini kepada siapa pun. Ketika kami bepergian hari itu, kami tidak diperlakukan sama dengan orang lain. Saya tidak ingin ini terjadi lagi, kepada siapa pun, Muslim atau bukan Muslim,” kata Dirar. [Republika]