Puluhan Ribu Tentara Cadangan Israel Ogah Ikut Perang di Gaza, Trauma Massal Menghantui

eramuslim.com – Otoritas Penyiaran Israel melaporkan bahwa puluhan tentara cadangan di Korps Medis menolak untuk kembali berpartisipasi dalam pertempuran di Gaza. Sikap serupa juga diambil oleh puluhan ribu tentara cadangan lainnya.

Komite yang mewakili mereka menyatakan bahwa tentara cadangan berpangkat letnan kolonel ke bawah, termasuk dokter, paramedis, dan petugas medis tempur, menegaskan dalam petisi mereka bahwa penolakan ini didorong oleh seruan untuk merebut tanah Palestina di Gaza dan menetap di sana.

Mereka menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional, yang menjadi faktor utama dalam keputusan mereka, selain belum adanya kemajuan menuju kesepakatan “sandera” tahap kedua.

Para penandatangan petisi menyatakan bahwa mereka enggan terus menjadi sukarelawan di pasukan cadangan karena perang yang berlangsung terlalu lama, yang menurut mereka telah melampaui batas kewajaran. Mereka juga mengkhawatirkan dampak buruk perang terhadap warga sipil di kedua belah pihak serta stabilitas sosial di Israel.

Selain itu, mereka menyoroti dampak psikologis dari perang yang berkepanjangan. Paparan terus-menerus terhadap peristiwa traumatis dan situasi yang mengancam jiwa dinilai menyebabkan gangguan pasca-trauma serta menurunkan nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, mereka mendesak agar tekanan untuk melanjutkan perang dihentikan, gencatan senjata segera dilaksanakan, serta perundingan terkait kesepakatan “sandera” dapat berlanjut ke tahap berikutnya.

Puluhan ribu tentara cadangan Israel secara tegas menolak kembali bertugas setelah pemerintah melanjutkan serangannya di Gaza, sebuah perang yang dinilai oleh banyak warga Israel membahayakan nyawa para tawanan yang tersisa.

Menurut laporan surat kabar Haaretz, pasukan cadangan telah memberi tahu komandan mereka bahwa mereka tidak akan kembali jika dipanggil lagi. Salah satu alasan utama penolakan ini dikaitkan dengan keputusan Perdana Menteri Netanyahu untuk memecat ketua Shin Bet, Ronen Bar, serta mengubah komposisi Komite Seleksi Yudisial.

Pada 18 bulan ini, tentara Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza, diikuti dengan operasi darat, hanya dua bulan setelah perjanjian gencatan senjata disepakati.

Ratusan perwira dan tentara cadangan Israel juga mengirim surat kepada Kepala Staf Militer Eyal Zamir pada Kamis (27/3/2025), menyampaikan bahwa mereka kini kembali menghadapi situasi kacau di Jalur Gaza tanpa tujuan yang jelas. Mereka mendesak Zamir untuk menetapkan arah yang tegas dalam perang ini serta menentukan batas waktu pasti dalam menjalankan misi tersebut. Otoritas penyiaran publik Israel (KAN) menyebut surat ini sebagai sesuatu yang “tidak biasa.”

Sementara itu, harian Yedioth Ahronoth melaporkan pada 19 Februari bahwa hampir 170 ribu tentara, termasuk ribuan pasukan cadangan yang kembali dari pertempuran, telah mendaftar dalam program perawatan psikologis Kementerian Pertahanan Israel.

Pada 18 Maret, militer Israel melancarkan serangan udara mendadak ke Jalur Gaza, yang mengakibatkan 855 orang syahid dan hampir 1.900 lainnya terluka.

(Sumber selengkapnya: Republika)

Beri Komentar