Sejarah Lahirnya Hari Hijab Dunia

Nazma mengaku, selama di sekolah banyak julukan karena jilbab yang dikenakan. Misalnya, batman atau ninja. Situasi ini tidak berubah ketika ia menjejakan kaki di bangku kuliah. Di sana, Nazma mendapat panggilan Osama.

“Itu panggilan mengerikan. Saya pikir, satu-satunya cara untuk mengakhiri diskriminasi adalah meminta kalangan perempuan non-Muslim untuk mengenakan jilbab,” ucapnya.

Khan tidak menyangka, idenya itu akan mendapatkan dukungan dari seluruh dunia. Dia mengaku telah dihubungi oleh puluhan orang dari berbagai negara, termasuk Inggris, Australia, India, Pakistan, Prancis dan Jerman. Informasi mengenai kelompok ini telah diterjemahkan kedalam 22 bahasa.

Melalui jejaring sosial ini, Jess Rhodes terlibat. Rekannya Widyan Al Ubudy tinggal di Australia dan meminta teman Facebooknya untuk ikut terlibat.

Peringatan yang diorganisir oleh seorang perempuan asal New York Nazma Khan, dan disebarkan melalui situs jejaring sosial ini telah menarik perhatian Muslim dan non Muslim di lebih dari 50 negara di seluruh dunia.

Bagi banyak orang yang tidak mengenal Islam, hijab menjadi simbol penindasan dan perbedaan. Dan menjadi perdebatan mengenai Islam di negara-negara Barat.

Hari Hijab Sedunia dirancang untuk meredakan kontroversi tersebut, dan mendorong perempuan non Muslim (atau perempuan Muslim yang tidak menggunakannya) untuk menggunakan dan mengalami seperti apa menggunakan jilbab, sebagai bagian dari upaya untuk saling memahami. (Em/Rz)