Setelah Penjajah Belanda, Giliran Denmark, Jerman, Dan Austria Tolak Kunjungan Kenegaraan Pejabat Turki

Eramuslim – Minggu 12 Maret 2017, Perdana Menteri Denmark Lars Løkke Rasmussen meminta Perdana Menteri Turki Benali Yildirim untuk menunda rencana kunjungan kenegaraaan ke Denmark pada akhir bulan ini, terkait memanasnya hubungan diplomatik antara Ankara dan Amsterdam.

“Kunjungan seperti ini tidak mungkin dilakukan ditengah ketegangan antara pemerintah Turki dan Balanda. Oleh karena itu saya meminta rekan saya dari Turki untuk menunda pertemuan kami,” ujar PM Lars Løkke Rasmussen dalam pernyataannya.

PM Lars Løkke Rasmussen melanjutkan, “Dalam kondisi normal, akan menjadi kehormatan bagi kami untuk menyambut dan berdialog dengan PM Benali Yildirim seperti saat saya di terima di ibukota Ankara pada 10 Desember kemarin.”

PM Lars Løkke Rasmussen menekankan bahwa negaranya mengikuti terus perkembangan demokrasi di Turki, dan berharap terjadi perkembangan lebih lanjut mengenai kebebasan di negara tersebut.

Informasi yang diperoleh Radio DR Denmark menyatakan bahwa kunjungan PM Benali Benali Yildirim rencananya dijadwalkan akan berlangsung pada 20 Maret mendatang.

Hubungan antara Belanda dan Turki Kejadian bermula saat Menteri Urusan Keluarga Turki, Fatma Betul Sayan Kaya, dilarang masuk ke Konsulat Turki di Rotterdam dan selanjutkan dikawal ke perbatasan dengan Jerman oleh kepolisian Belanda menggunakan jalan darat pada Sabtu (11/03) akhir pekan kemarin.

Dan disaat yang bersamaan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu yang berusaha masuk ke Belanda dengan menggunakan jalur udara juga dilarang masuk.

Erdogan sendiri dalam pernyataan kerasnya menyebut tindakan pemerintah Belasan sebagai sisa “warisan Nazi”, dan berjanji akan mengajari mereka diplomasi internasional. (Rassd/Ram)