Kunjungan ke Yaman untuk Palestina

Hari Selasa (15/4), pukul 20.30 wib, penulis bersama AM. Rais, direktur COMES (Center for Middle East Studies) meninggalkan Bandara Sukarno- Hatta menuju Sana’a, Yaman untuk memenuhi undangan dari Al-Quds Institution, cabang Yaman. Al-Quds Institution kantor pusatnya di Libanon, memiliki beberapa cabang di beberapa negara di antaranya Yaman, merupakan lembaga Internasional yang peduli terhadap kota suci Al-Quds dengan masjid Al-Aqshanya dan Palestina, dipimpin oleh Syekh Dr.Yusuf Al-Qaradhawi.

Mulai Sabtu (19/4) hingga Kamis (24/4), Al-Quds Institution menyelenggarakan workshop, diikuti oleh aktifis yang peduli terhadap Masjid Al-Aqsha dan Palestina dari beberapa negara di Sana’a, Yaman.

Acara berlangsung di Gedung Waqaf untuk Palestina yang terdiri dari empat lantai yang berdiri kokoh di atas tanah seluas setengah lapangan bola. Tanah dan gedung tersebut merupakan waqaf pemberian dari Almarhum Syekh Abdullah bin Husain Al-Ahmar (Semoga Allah mengampuni segala dosanya dan menerima segala amal ibadahnya), beliau merupakan Ketua Parlemen Yaman, Chairman of the Popular Committee for Defending Al-Aqsa and Palestine; the Parliamentary Committee for Al-Aqsa; Palestine, Deputy Chairman of the Board of Trustees; Al-Quds Institution; dan Chairman of Al-Quds Institution branch in Yemen.

Al-Hafizh Imamuddin Abul Fida’ (Ismail bin Katsir) di dalam kitabnya Mukhtashar Ibnu Katsir, ketika menjelaskan tafsir surat An Nashr/110, beliau menjelaskan bahwa Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. berkata: Ketika Nabi saw di Madinah tiba-tiba beliau saw bersabda: Allahu Akbar, Allahu Akbar telah tiba pertolongan kemenangan dari Allah, telah tiba orang Yaman. Ditanya: Apakah orang Yaman itu Ya Rasulullah? Jawab Nabi saw: Hati mereka belas kasih, Tabiat mereka lembut, Iman sesuai dengan orang Yaman, Fiqh juga sesuai dengan orang Yaman dan Hikmah itu bagi orang yang berjiwa seperti orang Yaman;

Para peserta yang hadir dan mengikuti acara workshop Peduli Palestina di Sana’a, Yaman, selain dari Indonesia ada juga dari Malaysia, Pakistan, India, Srilanka, Nigeria, Tanzania, Tajikistan, Turki dan Yaman. Acara workshop yang berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 20.30 waktu setempat dibagi menjadi empat sesi setiap hari, kegiatannya selain ceramah yang disampaikan oleh penceramah yang ahli dibidangnya, juga diadakan diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh pengurus Al-Quds Institution cabang Yaman.

Para peserta juga memaparkan makalahnya dalam bentuk PowerPoint tentang aktifitas dukungan dan solidaritasnya terhadap Palestina. Di antara materi yang disampaikan penceramah dari Al-Quds Institution; dan didiskusikan oleh peserta workshop adalah Pembebasan Palestina, Munculnya Generasi Shalahuddin Al-Ayyubi, Organisasi-organisasi Perlawanan Palestina, Perkembangan Palestina Terkini, Lembaga Kemanusiaan; Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha Kondisinya Saat ini.

Sebelum acara workshop Peduli Palestina di mulai, Kamis (17/4), penulis menyerahkan bantuan kaum Muslimin Indonesia yang selama ini diamanahkan ke KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) untuk diberikan kepada rakyat Palestina yang sedang menderita, terutama di Gaza yang masih di blokade penjajah Israel hingga saat ini.

Bantuan berupa uang sebesar Rp 250.127.760 dengan rincian USD 27.120 x Rp 9.233, – = Rp 250.127.760, -, diterima langsung oleh Syekh Shiyam, Khatib dan Imam Masjid Al-Aqsha tahun 1984-1988, pengurus Al-Quds Institution, di Gedung Waqaf untuk Palestina, Almarhum Syekh Abdullah bin Husain Al-Ahmar.

Syekh Shiyam mengucapkan terima kasih kepada kaum muslimin Indonesia yang telah memberikan infak dan donasinya untuk membantu rakyat Palestina yang sedang menderita akibat penjajahan Israel.

Setelah sholat Jum’at (18/4), bertempat di Masjid Al-Hamd, Sana’a, Yaman, penulis dan AM. Rais bersilaturrahim dengan pengurus HIPMIYA (Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Yaman). Hadir dalam silaturrahim tersebut Khalili Makky, ketua HIPMIYA, Kairul Huda bin Yaqub, Sekretaris I, Rohidul Afkar, Sekretaris II, Nasrul Hamdi, Departemen Seni dan Budaya, Zaini Mustafa, Sekjen MPA (Majelis Pertimbangan Anggota) HIPMIYA.

Pengurus HIPMIYA menjelaskan bahwa HIPMIYA mulai berdiri sejak tahun 2001, dengan masa jabatan kepengurusan 1 tahun. Program yang mereka gulirkan di antaranya, seminar dan diskusi ilmiyah secara berkala, pembuatan majalah An Nadwah, website, lomba kreasi seni, MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) untuk pelajar dan mahasiswa Indonesia di Yaman.

Mahasiswa Indonesia ada yang belajar di daerah Ahqaf, Tarim, Hudaida, Shoda’, Mukala, Hadhramaut, dan di Sana’a, kata Khalili Makky. Penulis menyempatkan diri untuk berkunjung ke Sana’a Qadimah, yang merupakan kota tua Yaman yang ada di kota Sana’a dan masih tetap terpelihara. Di Sana’a Qadimah ada masjid Jami’ Kabir yang arah kiblatnya langsung dari petunjuk Rasulullah saw ketika mengutus sahabat beliau untuk mengembangkan dakwah di negeri Yaman.

Arah kiblat berdasarkan petunjuk Rasulullah saw tersebut saat ini terbukti kebenarannya setelah dibuktikan melalui satelit, dan arahnya tepat ke Ka’bah yang berada di Mekah Al-Mukaramah (VCDnya ada pada penulis). Subhanallah, Wal Hamdulillah, Allahu Akbar.

Demi bintang ketika terbenam. kawanmu; tidak sesat dan tidak pula keliru. dan tiadalah yang diucapkannya itu; menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan, yang diajarkan kepadanya oleh  yang sangat kuat.(QS: An Najm:53:1-5).

Penulis juga melihat tempat “Ka’bah” yang dibuat Raja Abrahah yang sombong, saat ini tempat tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah oleh penduduk sekitar, sebagai bentuk penghinaan kepada “Ka’bah” buatan Raja Abrahah yang terkenal dengan pasukan gajahnya yang ingin menghancurkan Ka’bah di kota suci Mekah Al-Mukaramah, Kemudian Allah hancurkan dengan mengirim burung Ababil.

Kisah ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an surat Al-Fiil/ 1005, ayat 1-5. “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?, dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan.” ()

H. Ferry Nur

(Sekjen KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina)