Syuhada : Jangan Berharap Kepada DPR

Syuhada Bachri

Belum lama ini, tepatnya 19 Mei, yang lalu, Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII), Ustadz Syuhada’ Bachari, berkunjung ke kantor redaksi Eramuslim. Kala itu,Ustradz Syuhada’ didampingi Sekretaris DDII, Ade Salamun, yang ikut serta dalam kunjungan itu. Kunjungan Ketua DDII, Ustadz Syuhada’ dan sekretarisnya itu, merupakan kunjungan yang tujuannya mempererat hubungan antara lembaga Islam dengan media Islam, dan untuk meningkatkan kerjasama.

DDII, sebuah lembaga da’wah yang sudah lama, sejak tahun 1968, dan didirikan oleh para tokoh Masyumi, diantaranya Mohammad Natsir, yang pernah menjadi perdana menteri, dan Ketua Partai Masyumi. Mereka mendirikan DDII, sejak dikeluarkan dari penjara, dan Partai Masyumi dibubarkan oleh Bung Karno, tahun 1960, karena Bung Karno, yang sudah dicekoki oleh pemimpin PKI, DN.Aidit, intinya membuat Soekarno yang Marhaenis itu, tidak suka terhadap Partai Islam, Masyumi.

Selepas dibubarkan Partai Masyumi, dan para pemimpinnya dipenjarakan oleh Bung Karno, di tempat penahanan Keagungan, Jakarta, maka terjadilah perubahan politik, Soekarno turun, dan para tokoh Masyumi yang dipenjara dibebaskan, kemudian mereka mendirikan wadah yang menjadi tempat mereka berkiprah di dalam gerakan da’wah. Maka, DDII ini menjadi tempat ladang beramal, para pemimpin Masyumi, khususnya untuk mendidik umat, dan mengarahkan mereka dalam rangka menegakkan dinullah di bumi Indonesia.

Syuhada Bachri

DDII, sekarang memiliki tempat yang megah, dan masjid, yang terletak di Jalan Kramat Raya 45, menjadi pusat pergerakan da’wah, dan tempat berkumpulnya umat Islam. Banyak aktivitas da’wah yang dibuat oleh DDII ini, sejak zamannya almarhum Pak Natsir, sampai generasinya Ustadz Syuhada’ Bachri. Memang, sekarang ini yang terlibat dalam pengelolaan DDII ini, sudah orang-orang baru, generasi Pak Natsir, hampir sudah meninggalnya semuanya, yang terakhir, yang dianggap paling senior di jajaran DDII, yaitu Husien Umar, juga sudah meninggal beberapa waktu yang lalu. Meskipun, sekarang ini masih ada tokoh-tokohnya, selain Syuhada’, seperti KH.Kholil Ridwan, Dr. Daud Rasyid Sitorus, Kholil Badawi, Abu Zaky MA., DR. Mohamad Noor, Sidik Kertapati, Zahir Khan, dan sejumlah tokoh lainnya.

Sebuah gagasan dan langkah besar yang sekarang sedang diupayakan oleh DDII, menurut Ustad Syuhada’, yaitu membentuk tokoh-tokoh ulama, yang jumlahnya 500 orang,yang akan disebarkan di seluruh wilayah kabupaten di Indonesia. DDII sedang mempersiapkan seperti sekolah tinggi, yang tujuannya untuk melakukan ‘idat’ ulama atau da’I,yang sekarang ini sangatlah dibutuhkan bagi pembinaan umat. DII sekarang memiliki tenaga da’i yang ditempatkan didaerah-daerah terasing, pedalaman, dan daerah yang masih asing dengan Islam, seperti Papua, Kalimatan, dan Nias. Sekaligus, gerakan da’wah yang dilakukan DDII ini, menghadapi gerakan pemurtadan, yang sekarang sedang hebat-hebatnya di berbagai wilayah di Indonesia.

Maka, dalam pertemuannya dengan Eramuslim itu, Ustadz Syuhada’ Bachri ingin mendapatkan dukungan dari umat Islam, atas langkah-langkah positip yang dilakukan DDII ini, yaitu berda’wah. Untuk mendukung gerakan DDII, yang merupakan warisan Mohammad Natsir, dan para tokoh Partai Masyumi ini, menurut Syuhada’ lebih mengandalkan dukungan dari masyarakat dan umat Islam Indonesia. Selama ini, DDII ini mendapatkan dana dari Timur Tengah. Tapi, sejak pecahnya perang Teluk, tahun l990, dana dari Timur Tengah itu, mulai menurun, dan sekarang berusaha menggali dana dari dalam negeri, khususnya umat Islam untuk mendanai kegiatan da’wah, yang dilakukan DDII.

Ketika, ditanya, mengapa suara partai Islam, di pmilu 2009 ini, menurun? Ustadz Syuhada’ Bachri menjelaskan, barangkali ‘naudzubillah’, jangan-jangan tidak ada keridhoan dari Allah. Tidak ada keridhoan itu, jangan-jangan lantaran Islam diusung bukan untuk memenangkan Islam, tetapi hanya untuk memenangkan pribadi atau partai’, ucap Ustadz Syuhada’.

Selanjutnya, mengenai para anggota legislative yang baru, Ustadz Syuhada’ Bachri, menyatakan, ‘Kita jangan berharap teralalu banyak dan tinggi kepada anggota DPR yang terpilih. Sebab, ketika mereka tidak bisa bekerja secara optimal dan tidak mampu melahirkan produk sperti yang kita harapkan, jangan-jangan kita pun ikut stress juga’, tambah Ustadz Syuhada. Dalam pertemuan itu, yang sangat pendek itu, Ustadz menegaskan hendaknya umat Islam memilih pemimpin yang benar-benar amanah, tegasnya. Memang, ketika umat Islam memilih pemimpin yang tidak amanah, dan khianat, yang ada hanyalah kesengsaraan bagi rakyat belaka.

Inilah peringatan Ketua DDII, Ustadz Syuhada’ Bachri, hendaknya di pilpres nanti, umat Islam dapat memilih pemimpin yang amanah. Kalau tidak ada? Walllahu ‘alam.