Syiah Hizbullah Lebanon Gunakan Uang Penjualan Narkoba Untuk Danai Kegiatannya

(FILES) In a file picture taken February 16, 2007, Hezbollah chief Hassan Nasarallah gestures as he delivers a speech during a ceremony to mark the annual commemoration of the killing of two senior Hezbollah officials in Beirut's southern suburbs. Sheikh Hassan Nasrallah, leader of the Lebanese Shiite movement Hezbollah, enjoys cult status in the Arab world where many view him as a courageous fighter who neutralised Israel's military might. But for the United States and its Middle East ally Israel, he is a religious fanatic whose organisation is believed to have been responsible for a number of attacks on Westerners and Israelis. AFP PHOTO/JOSEPH BARRAK (Photo credit should read JOSEPH BARRAK/AFP/Getty Images)
(FILES) In a file picture taken February 16, 2007, Hezbollah chief Hassan Nasarallah gestures as he delivers a speech during a ceremony to mark the annual commemoration of the killing of two senior Hezbollah officials in Beirut’s southern suburbs. Sheikh Hassan Nasrallah, leader of the Lebanese Shiite movement Hezbollah, enjoys cult status in the Arab world where many view him as a courageous fighter who neutralised Israel’s military might. But for the United States and its Middle East ally Israel, he is a religious fanatic whose organisation is believed to have been responsible for a number of attacks on Westerners and Israelis. AFP PHOTO/JOSEPH BARRAK (Photo credit should read JOSEPH BARRAK/AFP/Getty Images)

Eramuslim – Surat kabar kenamaan Amerika Serikat “The Wall Street Journal” mengungkapkan bahwa kelompok Syiah Hizbullah Lebanon menggunakan uang keuntungan dari penjualan narkoba dan jual-beli mobil bekas ke Republik Benin di Afrika Barat untuk membiayai kegiatan terorisnya.

Sejak 5 tahun lalu Washington telah berupaya membersihkan perdagangan Amerika dari upaya pencucian uang dan pendanaan teroris, akan tetapi nampaknya kebijakan tersebut tidak berhasil, tulis The Wall Street Journal dalam laporan penelusurannya yang terbit baru-baru ini.

Dalam penyelidikan di tahun 2011 lalu pemerintah AS mendapati sebanyak 5 dari 10 sepuluh eksportir mobil Amerika Serikat ke Republik Benin memiliki link terhadap orang ataupun perusahaan yang berhubungan dengan kelompok Syiah Hizbullah.

Dan yang lebih buruk lagi adalah pemerintah AS tidak menghentikan kegiatan operasional kelima perusahaan setelah terbukti memiliki hubungan dengan kelompok Syiah Hizbullah. Tercatat di tahun 2012 kelimanya mengekspor hampir sepertiga mobi bekas ke Republik Benin.

Tidak hanya hasil keuntungan dari mobil bekas, pemerintah AS di tahun 2011 juga mendapati ratusan juta dolar dari keuntungan bisnis mobil bekas telah digabungkan dengan hasil penjualan obat terlarang dari Amerika Latin. Uang ini kemudian ditempatkan di bank Lebanon yang berkontribusi dalam proses pencucian uang.

Menurut temuan dari lembaga peradilan AS tahun 2011 menyatakan bahwa Syiah Hizbullah mengambil keuntungan sejumlah uang dari memfasilitasi kesepakatan pencucian ini.

Perlu diketahui bahwa ekspor mobil antara Amerika Serikat dan Benin telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, dari sekitar 220 juta dolar AS di tahun 2007 menjadi lebih dari 500 juta dolar AS di tahun 2014. (Skynewsarabia/Ram)