11 Fakta Heboh Dalam Buku Baru Tentang Trump

Michael Wolff mengaku dirinya seolah mampu “menduduki posisi semi permanen di sofa Sayap Barat” Gedung Putih sesaat setelah Trump dilantik menjadi presiden AS.

Berikut 10 temuan heboh dalam buku tersebut, disertai komentar dari wartawan BBC di Amerika Serikat, Anthony Zurcher.

1. Ada nuansa ‘makar’ dalam pertemuan putra Trump dengan perwakilan Rusia

Menurut Steve Bannon, yang merupakan mantan kepala strategi Gedung Putih di bawah pemerintahan Trump, pertemuan antara Donald Trump Jr, dengan sekelompok perwakilan Rusia bernuansa “makar”.

Orang-orang Rusia itu menawarkan kepada Donald Trump Jr beragam informasi yang bisa menjatuhkan Hillary Clinton pada Juni 2016, ditengah kampanye pemilihan presiden AS.

Kepada Michael Wolff, yang dimuat dalam buku tersebut, Steve Bannon berkata:

“Tiga figur senior dalam tim kampanye mengira adalah ide yang bagus untuk bertemu dengan pemerintah asing di ruang konferensi Trump Tower lantai 25, tanpa pengacara. Mereka tidak didampingi satu pengacara pun.”

“Kalau Anda berpikir itu bukan tindakan makar, atau tidak patriotik, atau kotor, saya menilai tindakan itu mencakup semuanya. Mereka seharusnya langsung menghubungi FBI.”

Soal penyelidikan yang dilakukan Departemen Kehakiman untuk menelisik keterkaitan antara tim kampanye Trump dan Moskow akan berfokus pada pencucian uang, Steve Bannon juga angkat bicara.

“Mereka akan meretakkan Don Junior seperti telur di depan TV nasional”.

Wartawan BBC Anthony Zurcher (AZ): Hanya dalam beberapa kalimat, Steve Bannon mampu meledakkan bom terhadap upaya Gedung Putih dalam meredam makna pertemuan di Trump Tower pada Juni 2016 dan upaya Gedung Putih dalam menjelekkan penyelidikan dengan menyebutnya sebagai langkah partisan. Pertemuan dengan Rusia, sebagaimana dikatakan Steve Bannon, adalah tindakan buruk dan lebih jauh, langkah bodoh. (Bannon calls Trump Jr. meeting with Russians ‘treasonous’: book – reuters.com)

2. Trump ‘hilang akal’ dengan kemenangannya di pilpres

Dalam sebuah artikel di New York Magazine yang juga mengutip buku jurnalis Michael Wolff menggambarkan betapa terpukau dan cemasnya tim kampanye Trump saat mereka hampir dipastikan memenangi pemilihan presiden pada November 2016.