11 Fakta Heboh Dalam Buku Baru Tentang Trump

“Warna rambutnya, jelas Ivanka, berasal dari produk bernama Just For Men. Semakin lama dibiarkan, warnanya semakin hitam. Namun, karena tidak sabar, warna rambut Trump menjadi oranye-kepirangan.”

Anthony Zurcher: Bukan hal mengejutkan jika cemoohan tentang rambutnya membuat Trump kesal. Dia bahkan pernah membiarkan bintang komedi Jimmy Fallon meraba rambutnya untuk membuktikan itu asli. Saat angin bertiup kencang, Trump biasanya memakai topi untuk memastikan tidak ada kejanggalan yang tampak. Rambut Trump sangat dibanggakan pemiliknya sebagaimana hotel-hotelnya dan eskalator emasnya. (Secrets of Trump’s hair revealed – by Ivanka – dailymail)

8. Gedung Putih tidak punya kepastian prioritas

Katie Walsh, wakil kepala staf Gedung Putih, pernah bertanya kepada Jared Kushner yang menjabat sebagai penasihat senior presiden mengenai target yang ingin dicapai pemerintahan Trump.

Namun seperti dipaparkan dalam buku ini, Kushner tidak bisa menjawab.

“‘Berikan saya tiga hal yang ingin difokuskan oleh presiden’, pintanya (Katie Walsh). ‘Apa tiga prioritas Gedung Putih?’ Itu adalah pertanyaan paling mendasar dan bisa dijawab kandidat presiden berkompeten manapun jauh sebelum dia bermukim di 1600 Pennsylvania Avenue.”

“Enam pekan setelah Trump menjabat presiden, Kushner masih belum bisa menjawab. ‘Ya’, katanya kepada Walsh. ‘Kita mungkin harus membicarakan itu’.”

Anthony Zurcher: Pemerintahan yang baru kadang perlu waktu untuk menemukan pijakan. Dalam kasus Trump, situasinya akut. Setelah mengampanyekan sejumlah kebijakan, seperti penguatan perbatasan, merundingkan kembali kesepakatan dagang, pemangkasan pajak, dan pencabutan Obamacare, memprioritaskan kebijakan menjadi tantangan bagi Trump. Begitu bermukim di Gedung Putih, Trump membuka pintu bagi reformasi layanan kesehatan dan kesulitan mencapainya terus dirasakan pemerintahannya.

9. Kekaguman Trump pada Rupert Murdoch

Michael Wolff, yang pernah menulis buku biografi Rupert Murdoch, menggambarkan betapa kagumnya Trump terhadap konglomerat pemilik News Corp itu.