Berbahagialah Aleppo, Sabda Nabi SAW : Aleppo, Berawalnya Perang Akhir Zaman (1)

aleppo-dulu-dan-kini-menara-umayyahEramuslim.com – Perang akhir zaman yang disebut sebagai al Malhamah al Kubra merupakan sebuah pertempuran paling dahsyat yang pernah terjadi di muka bumi antara pasukan kaum beriman melawan kaum kafir, antara pasukan yang dipimpin oleh Imam Mahdi melawan Dajjal. Dikarenakan kedahsyatannya, pembantaian berakhir dengan korban yang sangat besar di kedua belah pihak. Bahkan kaum kafir sampai merilis film berjudul “Armagedon” yang merupakan gambaran perang akhir zaman versi mereka.

Dari Abu Hurairah ra., telah bersabda Rasulullah Saw.,

“Tidak akan terjadi kiamat sehingga bangsa Romawi sampai di A’maq atau Dabiq. Kedatangan mereka akan dihadapi oleh sebuah pasukan yang keluar dari kota Madinah yang merupakan penduduk bumi yang terbaik pada masa itu. Apabila mereka telah berbaris (dan berhadap-hadapan untuk berperang), bangsa Romawi akan menggertak: “Biarkan kami membuat perhitungan dengan orang-orang kami yang kalian tawan (maksudnya adalah bangsa Romawi yang telah masuk Islam)!” Mendengar gertakan itu, kaum muslimin menjawab: “Demi Allah, kami tidak akan membiarkan kalian mengusik saudara-saudara kami!”

[HR. Muslim]

Dabiq adalah nama sebuah kampung yang berjarak empat farsakh dari Kota Halb (Aleppo), termasuk dalam distrik ‘Azaz. Ghuthah adalah sebuah daerah di negeri Syam yang dikelilingi oleh gunung-gunung yang tinggi, sungai-sungai, dan hutan yang lebat. Di kawasan inilah terletak Kota Damaskus.

Ada beberapa faktor yang berkemungkinan menjadi penyebab dipilihnya wilayah tersebut sebagai basis pertahanan pasukan Romawi, antara lain:

  1. Wilayah A’maq dan Dabiq (Aleppo), sekalipun masuk di wilayah Damaskus, namun keduanya merupakan wilayah yang berbatasan dengan negara Turki yang juga dekat dengan hulu sungai Eufrat dan Tigris. Posisi yang dekat dengan wilayah perairan merupakan posisi strategis dalam sebuah pertempuran yang bersandar pada kekuatan senjata manual.

Hal itu sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. dalam peperangan Badar, saat itu kaum muslimin berahasil menguasai terlebih dahulu sumber-sumber mata air Badar. Ada sebuah riwayat lemah yang dibawakan oleh Nu’aim bin Hamad tentang perang A’maq ini: “Bangsa Romawi (Eropa-Amerika) tidak akan membiarkan tepi pantai (saluran air) pada hari-hari perang besar, kecuali akan mereka kuasai.”

  1. Pilihan wiayah yang berbatasan dengan Turki juga merupakan posisi strategis bagi pasukan Romawi. Dalam hal ini, meskipun mayoritas penduduk Turki adalah muslim, namun secara resmi Turki (pemerintahannya) adalah negara sekuler yang lebih berafiliasi pada Barat Romawi. Turki sendiri telah berupaya untuk diposisikan sebagai bagian dari Uni Eropa daripada masuk di wilayah Timur Tengah. Dalam posisinya yang seperti itu, maka keberadaan mereka mirip seperti Bani Quraizhah yang sudah diikat perjanjian untuk tidak memerangi kaum musslimin, akan tetapi mereka justru berkhianat dan bergabung dengan koalisi Quraisy dalam perang Khandaq. Inilah barangkali yang menjadi salah satu penyebab ditaklukkannya Turki-Konstatinopel oleh Imam Mahdi dan kaum muslimin pasca perang al Malhamah al Kubra. Mereka telah berkhianat kepada kaum muslimin dengan memberikan bantuan dan fassilitas termasuk logistiknya untuk pasukan koalisi Romawi dalam memerangi kaum muslimin.
  1. Dengan memerhatikan dari sudut pandang geografis yang ada, wilayah A’maq dan Dabiq adalah tempat yang paling memungkinkan bagi pasukan Romawi untuk menyerang kaum muslimin. Nampaknya ia menjadi salah satu faktor utama bagi pasukan Romawi karena mereka tidak lagi memiliki energi yang cukup dan persenjataan modern untuk menyerang kaum muslimin di wilayah yang lebih jauh dari tempat itu. Juga wilayah tersebut adalah yang paling memungkinkan untuk ditempuh dengan pasukan infanteri maupun pasukan berkuda mereka (tidak ada wilayah laut/perairan yang menghalangi pasukan mereka untuk sampai di dekat markas kaum muslimin). Ditambah bahwa selama masa yang dibutuhkan untuk sampai ke wilayah tersebut, pasukan Romawi mendapatkan fasilitas dan bantuan dari pihak Turki. Juga jika sewaktu-waktu pasukan mereka harus mundur dalam menghadapi al Mahdi dan kaum muslimin, dengan sangat mudah mereka berlindung di wilayah Turki dan meminta bantuan dari mereka.
  1. Wilayah A’maq dan Dabiq merupakan wilayah yang masuk dalam negara Damaskus. Dalam hal ini, negeri Basyar Asad itu kelak akan menjadi benteng pertahanan kaum muslimin yang terpenting. Imam Mahdi dan pasukannya akan menjadikan negeri Damaskus (Ghuthah) sebagai pusat pertahanan mereka. Hal itu sebagaimana yang telah dinubuwatkan dalam hadits shahih, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:

“Sesungguhnya kota tempat berkumpulnya kaum muslimin pada hari berkecamuk perang yang sangat sengit adalah di Ghuthah dekat sebuah kota yang dinamakan Damaskus, yang termasuk kota terbaik negeri Syam.”

[HR. Abu Dawud]

Ghuthah adalah sebuah daerah di negeri Syam yang dikelilingi oleh gunung-gunung yang tinggi, sungai-sungai, dan hutan yang lebat. Di daerah inilah terletak Kota Damaskus.

Bahkan Rasulullah Saw. secara tegas menyebutkan kehebatan pasukan Damaskus yang akan menghadapi pasukan Romawi ini. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:

Jika telah terjadi banyak peperangan besar (di akhir zaman), Allah akan mengeluarkan sebuah pasukan mantan budak dari Kota Damaskus. Mereka adalah bangsa Arab yang paling baik kuda dan persenjataannya. Allah akan meneguhkan agama ini melalui perantaraan mereka.

[HR. Ibnu Majah]

Lanjutan klik ini : https://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/berbahagialah-aleppo-sabda-nabi-saw-aleppo-berawalnya-perang-akhir-zaman-2.htm

Sumber: Fatiah al-Adani, Abu. Negeri-Negeri Akhir Zaman. 2013. Jawa Tengah: Granada

Mediatama.

(dr/fsrmm)