Buah Ciplukan Pernah Menyelamatkan Balatentara Romawi

Walau juga ada spesies lainnya namun jenis ini paling banyak di Pulau Jawa. Mirip seperti Physalis angulata, jenis Physalis minima ini sangat mudah beradaptasi dan tumbuh merajalela sebagai gulma di ladang kering, kebun buah-buahan, diantara semak belukar, dan tepi jalan.

  • Physalis peruviana

Ciplukan ini berasal dari Peru, Amerika Tengah. Berbeda dengan jenis angulata dan minima, ceplukan Peru ini berupa tanaman menahun yang bisa hidup lebih dari satu musim.

Physais peruviana kemudian ada juga yang dibawa oleh orang Belanda VOC ke Eropa, tapi tidak diakui sebagai ceplukan asli Peru, melainkan kaapse kruisbes (atau cape goosberry).

Physais peruviana mudah dibedakan dari jenis yang lain karena jika matang berwarna oranye, bunganya mencolok sekali dan lebih besar, dengan bintik-bintik cokelat tua.

Karena besarnya inilah ia di daerah Parahyangan disebut cecenet badak, dan cecenet gunung (karena hanya mau tumbuh di pegunungan). Oleh orang Belanda pada zaman dulu, buah itu selain dimakan segar juga dijadikan selai yang enak untuk mengisi roti bakar.

Mereka mengira bahwa tanaman Ciplukan ini hidup asli di wilayah Kaap de Goede Hoop(Tanjung Harapan) di ujung selatan benua Afrika.