Mereka Ini Pribumi Antek Penjajah! (Bag.1)

Eramuslim.com – Batara Hutagalung adalah sejarawan langka di republik ini. Selain kritis, Batara juga sangat detil dalam menuturkan kejadian-kejadian masa lalu dengan segala kompleksitasnya dan kaitannya dengan kekinian. Sejarawan bukanlah mereka yang cuma membaca ulang buku-buku hasil karya kaum orientalis seperti Snouck Hurgronje dan Raffles, lalu membacakannya kembali kepada khalayak.

Sejarawan yang asli adalah mereka yang berani meneliti kejadian-kejadian masa lalu dengan segala otentitasnya, dengan bekal pisau analisis sejarah yang tajam, lalu mengatakan apa adanya. Batara adalah sejarawan yang sesungguhnya.

Tulisan ini disalin dari Refleksi akhir tahun masehi pada tahun 2015 ini seperti yang dimuat di dalam “Gagasan Nusantara”, sebuah nama blog pribadinya (www.batarahutagalung.blogspot.co.id), sungguh relevan dengan kondisi kekinian bangsa.

Benarlah apa kata Soekarno yang antara lain mengatakan jika perjuangan di masa kita sekarang sungguh sulit karena menghadapi musuh-musuh yang kulit dan bahasanya sama seperti kita sendiri, bukan penjajah kulit putih.

Dalam catatan Batara, kita saat ini menghadapi orang-orang Indonesia yang di dalam hatinya masih merasa sebagai orang-orang Belanda dan memusuhi keindonesiaannya sendiri. Celakanya, pengkhianat-pengkhianat seperti ini masih banyak yang duduk di singgasana kekuasaan negeri ini. Bangsa Indonesia yang mencintai bangsanya ini, harus melawan kelompok pengkhianat ini dan menghapusnya dari muka bumi.

Inilah catatan akhir tahun seorang Batara Hutagalung:

Meninggalkan Sejarah Indonesia, Membuat Indonesia Menjadi Sejarah.

Banyak kalangan yang menyatakan, bahwa kini terlihat kecenderungan lunturnya nasionalisme, terutama di kalangan generasi muda. Namun apabila ditinjau sejarah Republik Indonesia sejak didirikan pada 17 Agustus 1945, akan terlihat jelas, bahwa sangat banyak penduduk di bekas wilayah jajahan belanda, nederlands Indie (India belanda), yang justru berada di pihak belanda, baik di bidang politik maupun di bidang kemiliteran, yang berusaha menjajah Indonesia, tetapi tidak berhasil.

Belanda tidak mau melihat fakta, bahwa penjajahan belanda di Bumi Nusantara telah berakhir pada 9 Maret 1942, yaitu ketika belanda, hampir tanpa perlawanan menyerah kepada balatentara Dai Nippon. Di sini juga berakhir mitos, bahwa ras kulit putih tak terkalahkan.