Pastor Gereja Tertua Gaza: Muslim dan Kristen Disini Bersatu Lawan Zionis-Israel

gaza christianEramuslim.com – Pastor sebuah gereja tertua di Jalur Gaza, Palestina, mengatakan bahwa Hamas jauh lebih baik dari Israel. Kebrutalan yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Gaza selama beberapa dekade membuat umat Muslim dan Kristiani di wilayah tersebut bersatu.

Hamas merupakan kelompok Islam yang memerintah di wilayah Gaza. Meski dilabeli sebagai organisasi teroris oleh Barat, pastor Jaber Jilder tidak sependapat sama sekali dan mengatakan bahwa hidup di bawah pemerintahan Hamas lebih baik dari rezim Yahudi.

“Pemerintah di sini (Hamas) telah banyak membantu kami, dan kami dapat mengadu kepada mereka jika memiliki masalah,” ujar Jilder, pastor gereja yang sudah berusia 1.600 tahun di Gaza, St. Porphyrius, dikutip dari USA Today. “Kami menghadapi masalah yang sama, bom yang sama.”

Sejak Israel, dibantu oleh Mesir, memblokade Jalur Gaza 2007 silam, sudah terjadi tiga perang besar yang merenggut nyawa ribuan orang, yang mayoritas adalah warga Gaza.

Hal itu membuat sebagian umat Kristiani di Jalur Gaza putus asa karena kesulitan mendapatkan pekerjaan. Beberapa di antaranya memutuskan untuk meninggalkan Gaza selamanya memanfaatkan hari raya besar, seperti Natal dan Paskah, karena hanya saat itulah pemerintah Israel mengizinkan beberapa warga Gaza melakukan ziarah ke Bethlehem dan Yerusalem. Hal ini membuat populasi Kristen di Gaza semakin berkurang, dan diyakini akan punah dua dekade mendatang.

“Orang-orang mungkin berpikir kami pergi karena Hamas, padahal sebenarnya adalah karena kebijakan (Israel) terhadap Gaza,” tegas Jilder.

“Kami tak ingin pergi, tapi kami terpaksa melakukannya karena kondisi ekonomi dan politik di sini,” ujar salah seorang jemaah di gereja St. Porphyrius. “Ini menyedihkan, Kristen sudah berada di (Gaza) sejak permulaan agama kami.”

Umat Kristiani di Tepi Barat juga mengalami penurunan jumlah populasi karena alasan yang sama, kebrutalan Israel, kata George Abueed, Kristen-Palestina asal Bethlehem.

“Kristen-Palestina … tidak mendapatkan toleransi dan belas kasihan dari pemerintahan pendudukan Israel. Tanah mereka disita, rumah mereka digusur dan mereka mendapatkan penghinaan setiap hari di pos-pos pemeriksaan ketika melakukan perjalanan,” katanya. “Semua orang mendapatkan diskriminasi yang sama (dari Israel). Umat Kristiani dan Muslim.” (ts)