Setelah Mesir, Libya, Suriah, Target AS Selanjutnya Adalah: Papua!

Isu-isu HAM dan Demokrasilah yang sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat agar Papua bisa lepas dari NKRI, dengan isu ini diharpakan akan terjadi referendum bagi tanah Papua.

Yang selanjutnya, akan mengantarkan Papua ke arah pemisahan diri dari NKRI dan akan diperas habis-habisan oleh para negara dan kaum elite dunia, raja-raja eropa, pengusah multibillon dunia, para kartel minyak, kartel kayu, kartel mineral dan semua yang haus darah, haus minyak dan haus harta, kelompok elite dunia, the Bilderberg.

Bilderberg

Warga papua yang selama ini dihasut dengan penyebaran para agen yang kadang menunggangi dan berkedok agama dengan menyamar sebagai misionaris, secara perlahan-lahan tapi pasti akan menjalani politik benci kepada negaranya sendiri! yaitu Indonesia.

Rakyat disana harusnya jauh lebih bangga menjadi warga negara Indonesia, mereka mempunyai hak tak hanya di pulau Papua, tapi juga mempunyai HAK YANG SAMA dari kota Sabang, Aceh hingga Merauke. Begitu luasnya tanah warga dan rakyat Papua dibandingkan hanya pulau itu sendiri.

Suharto, former President of Indonesia

Suharto, former President of Indonesia

Namun di era Suharto, tanah papua mulai dieksploitasi secara besar-besaran. Ini berawal dari ditemukannya emas, tembaga dan lainnya.

Ahli geologi AS dan sekutunya pun datang, mereka telah merahasiakan adanya emas di Papua.

Para peneliti barat dalam laporannya hanya menemukan tembaga. Padahal tembaga adalah salah satu jenis “emas mentah” yang jika dicari lebih dalam akan ada emas yang sebenarnya.

Oleh karenanya, salah satu kota tempat diadakan penelitian tersebut bernama Tembagapura yang artinya Kota Tembaga.

Akibatnya, maka pihak Indonesia benar-benar mengalami kerugian yang sangat banyak dari hasil tambang tersebut.Penipuan negara-negara asing ini tak tercium pula oleh rezim Suharto yang tak pernah mau mengecek ke lapangan dengan para ahli-ahli geologi dan para ahli sains Indonesia.

Dari pembagian hasil tambang itu, pihak Indonesia diberi tak lebih dari 1% saja. Namun saat Suharto lengser, pihak Indonesia akhirnya protes, dan pembagian hasil tambang dinaikkan dan itupun tak lebih dari 10%.

Sebenarnya dapat saja perjanjian tentang penemuan tembaga itu direvisi, karena adanya pembohongan dan penipuan dari hasil yang sekarang diperolah, emas! Belum lagi dampak lingkungan yang telah dihasilkan oleh tambang-tambang tersebut yang sangat berbahaya untuk lingkungan di pulau Papua.

west papua Freeport Grasberg minesTambang itu dikuasai oleh perusahaan Freeport Amerika, bernama Tambang Grasbergatau Grasberg Mine adalah tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia.

Tambang ini terletak di provinsi Papua di Indonesia dekat latitude -4,053 dan longitude 137,116, (satelitte view) dan dimiliki oleh Freeport yang berbasis di AS (67.3%), Rio Tinto Group (13%), Pemerintah Indonesia hanya (9.3%) dan PT Indocopper Investama Corporation (9%).

Operator tambang ini adalah PT Freeport Indonesia (anak perusahaan dari Freeport McMoran Copper and Gold). Biaya membangun tambang di atas pegunungan Jayawijaya ini sebesar 3 miliar dolar AS.

Pada 2004, tambang ini diperkirakan memiliki cadangan 46 juta ons emas. Pada 2006 produksinya adalah 610.800 ton tembaga; 58.474.392 gram emas; dan 174.458.971 gram perak.

Tambang Grasberg Papua Indonesia (tampak dari satelit) (wikipedia)

Namun ternyata keuntungan sebesar itupun masih kurang untuk manusia-manusia berhati busuk, merekapun masih menginginkan semuanya, pulau Papua.

Melalui rakyat Papua sendiri sebagai bumpernya, AS dan Inggris serta sekutunya mulai mencuci otak dan membuat separatis-separatis di tanah Papua.

Ini adalah salah satu modus yang paling dikenal oleh musuh-musuh AS di dunia, karena AS selalu membuat sel teroris disuatu wilayah sebelum diperebutkannya. Sel teroris ciptaan AS ini sebagai ujung tombak perjuangan AS sendiri. Mereka menjalankan teror dimana-mana, agar terjadi ketidak-amanan rakyat di daerah itu.