Tak Siap Menerima Pengabulan Doa

Pelajaran kedua; Allah lebih tahu dibanding kita tentang apa yang terbaik bagi kita. Maka mintalah yang terbaik dari Allah. Setiap pengabulan doa selalu diikuti konsekuensinya. Maka jika kita meminta yang terbaik, semoga Allah bimbing juga untuk menghadapinya. Dan karena pengabulan doa diikuti konsekuensi; meminta ‘hasil’ biasanya melahirkan kebuntuan; tapi meminta ‘sarana’ membuka jalan baru. Berdoa minta karunia yang menghiasi jiwa; keimanan, kesabaran berlipat, kemampuan berdzikir, bersyukur, serta beribadah; lebih indah daripada meminta benda-benda.

Pelajaran ketiga; sebab Allah Maha Tahu; doa bukanlah cara memberitahuNya akan apa yang kita hajatkan. Doa itu bincang mesra padaNya. Maka teruslah berbincang mesra; hingga bukan hanya isi doanya, melainkan berdoa itu sendirilah yang menjadi kebutuhan dan deru jiwa kita. “Belumlah menjadi hamba sejati”, tulis Ibn ‘Athaillah, “Hingga kita lebih menikmati kemesraan dengan Sang Maha Pemberi, daripada sekedar pemberianNya.” Pelajaran keempat; sungguh seringkali banyak pinta kita telah dikabulNya, tapi kita terhijab darinya. Hijab itu tersebab masih adanya prasangka buruk pada Allah, kurangnya syukur, dan ketidaktepatan doa yang melahirkan ketaksiapan hadapi paket pengabulannya.

Selamat berdoa ya Shalih(in+at), doa dengan sebaik-baik adab, seindah-indah pinta, semesra-mesra suasana, setunduk-tunduk jiwa. Dan selamat bekerja, karena kerja adalah doanya anggota badan kita. (Inilah)

Sumber IG Ustaz @salimafillah