Tak Diindahkan, Jamaah Bawa Barang Berlebihan

Meski sudah berkali-kali diingatkan baik melalui surat resmi ataupun melalui perantara petugas, masih banyak saja jamaah haji yang membandel membawa barang melebihi batas yang telah ditetapkan yakni 32 KG untuk koper yang akan masuk bagasi, dan barang tentengan tak melebihi 7 KG. Kebiasaan buruk jamaah haji Indonesia ini, memang menjadi dilema tersendiri dalam proses penimbangan barang pada saat pemulangan jamaah.

Berdasarkan pemantauan Eramuslim beberapa waktu lalu, di tempat penimbangan barang Madinatul Hujaj, Jeddah, tampak menggunung barang-barang milik jamaah haji Indonesia yang tidak lolos sortir, karena melebihi kapasitas dan terdapat barang-barang yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

Tak berbeda dengan proses penimbangan di Jeddah, tumpukan barang menggunung juga terjadi ditempat penimbangan barang di Madinah. Digudang tempat penimbangan barang jamaah haji gelombang kedua yang hendak kembali ke tanah air melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, tampak petugas dari perusahaan kargo dibantu dari pihak penerbangan terlihat sibuk menghitung bobot koper jamaah.

Peringatan yang selama ini dikeluarkan baik oleh pihak Departemen Agama maupun dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia, tak menjadi perhatian jamaah haji. Buktinya tak sedikit barang sortir yang terdapat di gudang barang Madinah, dalam satu malamnya saja barang sortiran yang tidak terangkut sudah sangat banyak. Bukan hanya itu, jamaah haji yang pulang itu mencoba berspekulasi mengikatkan barang bawaan melebihi berat yang ditentukan oleh standar penerbangan bersama koper yang akan dimasukan ke bagasi.

Banyak diantara koper-koper yang melebihi beban maksimal, akhirnya disisihkan untuk kemudian dikurangi bobotnya. Pihak maskapai penerbangan Garuda menyesalkan masih banyaknya jamaah haji Indonesia yang tidak menyadari aturan keselamatan penerbangan, yang sudah berulang kali disampaikan.

"Seperti ini, kalau dibuka ada yang membawa buah-buahannya, ataupun minuman kotak yang diberikan disini. Nah ini malah ada boneka, padahal seperti inikan ada di Indonesia, kasian memang, tapi kan costnya tinggi kalau memang semua dikirimkan. Dan siapa juga yang akan mengantarkan ke alamat-alamat jamaah, kadang juga alamatnya tidak lengkap," ujar General Manager Garuda Indonesia kawasan Timur Tengah dan Eropa, Nasrizal Ali Munir saat mengunjungi lokasi penimbangan barang, di Madinah.

Diakuinya, bahwa sejak jauh-jauh hari pihaknya sudah menyarankan agar barang-barang jamaah yang melebihi kapasitas itu bisa dikirim melalui jalur kargo, sehingga dapat sampai ke alamat hampir bersamaan dengan sampainya jamaah di tanah air.

Mulai Jum’at (26/12), Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah memberangkatkan jamaah haji gelombang kedua menuju tanah air, keberangkatan diawali kloter 41 JKS jamaah haji asal Majalengka berjumlah 450 orang, dan juga kloter 42 JKS jamaah haji asal Indramayu Jawa barat berjumlah 447 jemaah.(novel)