Masjidil Haram Siap Terima Tamu Allah

Masjidil Haram adalah masjid tertua di dunia. Masjid bertiang 589 buah dari marmar atau granit ini lebih tua 40 tahun dari Masjidil Aqsha di Yerussalem. Pembangunan masjid ini untuk pertama kalinya dibangun oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam bersama dengan putranya Ismail Alaihissalam.

Sejak setahun lalu, Masjidil Haram mengalami perluasan dan pembanguan terutama dibagian pelatarannya. Akibatnya, sekitar 1.000 gedung di sekitar Masjidil Haram dibongkar demi untuk pelayanan jamaah haji yang datang dari seluruh dunia. Pembangunan, penyempurnaan, dan perluasan Masjidil Haram adalah bagian dari sejarah dalam perjalanannya dari masa ke masa.

Berdasarkan Ensiklopedia Haji dan Umrah, Abdul Halim, Raja Grafindo Persada 2002, pada awalnya, masjid yang memiliki 152 buah kubah ini sangat sederhana bentuknya. Bangunannya terdiri dari Ka’bah yang terletak di tengah-tengahnya, kemudian ada sumur zamzam dan maqam Ibrahim yang berada di sampingnya. Ketiga bangunan tersebut berada di tempat terbuka.

Pada masa awal perkembangan Islam sampai pada masa pemerintahan khalifah pertama Abu Bakar As-shiddiq (543 M), bentuk bangunan Masjidil Haram juga masih sederhana. Belum ada dindingnya sama sekali. Pada tahun 644 M, Umar bin Khattab (khalifah kedua) mulai membuat dinding masjid ini. Akan tetapi, dindingnya masih rendah, tidak sampai setinggi badan. Umar juga membeli tanah di sekitar Masjidil Haram untuk memperluas bangunan masjid guna menampung jamaah yang semakin hari semakin banyak.Bangunan Masjidil Haram senantiasa selalu diperluas dan diperindah dengan semakin banyaknya umat Islam yang berkunjung ke Baitullah dari masa ke masa.

Khalifah Utsman bin Affan juga memperluas bangunan masjid tersebut pada masa pemerintahannya. Kemudian, Abdullah Ibn al-Zubair (692 M) memasang atap di atas dinding yang telah dibangun. Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi (714 M)yang pernah berkuasa di Mekkah juga pernah melakukan penyempurnaan bangunan Masjid al-Haram. Demikian pula pada masa Khalifah al-Mahdi (Khalifah Bani Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 885 M(, dibuat deretan tiang-tiang yang mengelilingi Ka`bah yang ditutup dengan atap. Dibangun pula beberapa menara. Pada pemerintahan Sultan Salim, II dari Kekhalifahan Turki Utsmani yang dilanjutkan oleh putranya, sultan Murad III, dilakukan beberapa kali perbaikan dan perluasan bangunan Masjidil Haram.

Pada masa ini juga dibuat atap-atap kecil berbentuk kerucut. Bentuk dasar bangunan Masjidil Haram hasil renovasi Dinasti Utsmani inilah yang dapat dilihat sekarang ini.

Pada masa pemerintahan kerajaan Saudi Arabia yang bertindak sebagai Khadim al-Haramain (pelayan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) beberapa tahun lalu juga dilakukan perbaikan, penyempurnaan, dan perluasan Masjidil Haram. Tempat Sa`i yang sebelumnya berada di luar masjid, kini dimasukkan ke dalam dan dilengkapi dengan jalur-jalur sa`i yang dilengkapi atap yang teduh.

Meski masih sekitar dua pekan lagi menjelang puncak haji, pelataran Masjidil Haram sudah tampak dipadati oleh jamaah dari seluruh dunia. Pantauan tim MCH sebelum shalat Magrib hingga selesai salat Isya di masjid tertua di dunia ini sudah disesaki jamaah dari sekeliling ka’bah hingga di pelataran luar Masjidil Haram.

Akan tetapi, jamaah haji asal Indonesia baru akan memulai rangkaian ibadah umrah wajibnya pada 14 Oktober, karena saat ini gelombang pertama jamaah haji Indonesia secara berangsur akan berangkat dari Madinah ke Mekkah pada Kamis 13 Oktober.(novel)