Tergiur Dana Haji, Pemberontak Syiah Houthi Siap Ambil Alih Proses Pemberangkatan Jamaah di Ibukota Sana’a

Eramuslim – Pemerintah Presiden Abed Rabbo Manshur Hadi memperingatkan bahwa paspor baru yang dikeluarkan oleh pemberontak Syiah Houthi yang kini menguasai wilayah ibukota Sana’a tidak sah digunakan untuk ibadah musim haji di tahun 2017.

“Paspor yang dikeluarkan oleh provinsi-provinsi yang berada di bawah kendali pemberontak Syiah Houthi dan sekutunya Ali Abdullah Saleh dari awal tahun 2016 sampai sekarang belum disetujui untuk digunakan berziarah ke Tanah Suci,” ujar Menteri Awqaf dan Bimbingan, Dr. Ahmed Attia seperti dikutip The New Arab hari Kamis (18/05).

Dr. Ahmed Attia menjelaskan bahwa hal ini dikarenakan data-data di dalam paspor baru yang diterbitkan kelompok pemberontak tidak masuk dalam database yang tersimpan di pihak imigrasi. “Penerbitan paspor selama periode ini tidak terhubung secara elektronik ke otoritas, setelah pemberontak memutuskan hubungan mereka dengan itu,” ujarnya.

Dr. Ahmed Attia mengatakan bahwa paspor yang dikeluarkan sebelum waktu itu dapat diterima, karena telah tersimpan dan terhubung langsung ke otoritas paspor.

Di tahun 2015 lalu pemberontak Syiah Houthi mengumpulkan ribuan pendukung untuk mengecam keputusan Saudi yang menolak permintaan izin Yaman untuk pergi ke Mekkah melakukan ritual ibadah haji .

Ribuan orang yang diduga warga Syiah Yaman turun ke jalan di ibukota Sana’a mengenakan pakaian ihram yang biasa dipakai dalam berhaji, untuk mengecam apa yang mereka klaim sebagai keputusan yang tidak adil.

Konflik di Yaman bermula setelah pemberontak Syiah Houthi menguasai ibukota Sana’a pada awal tahun 2015. Bersama dengan sekutunya Ali Abdullah Saleh, Houthi mencoba untuk mendirikan negara sendiri dan menyusun militer untuk mengelola negara tersebut. (Kiblat/Ram)