Ternyata Jumlah Tentara AS Di Suriah Capai 1.000 Personel

Eramuslim – Pusat Komando Militer AS di Timur Tengah mengungkapkan bahwa jumlah tentara mereka yang bertugas di Suriah mencapai 1000 pasukan. Para komandan pasukan diberi kewenangan fleksibel untuk dapat mendatangkan pasukan tambahan jika diperlukan.

“Jumlah pasukan Amerika Serikat di Suriah saat ini mencapai sekitar 1000 personel,” ujar juru bicara Pusat Komando Militer AS di Timteng, Josh Jack, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Aawsat pada hari Jumat (28/04).

Josh Jack menekankan bahwa tidak ada strategi cadangan untuk pasukan yang ikut operasi militer memerangi ISIS di Irak dan Suriah.

“Pasukan AS di Suriah ditempatkan terfokus di Timur Laut Suriah, sekitar kota Raqqah dan kamp militer khusus di Hasakah. Penempatan ini bertujuan mendukung milisi Kurdi dalam menghadapi ISIS. Sebagian lagi ditempatkan di perbatasan Suriah-Yordania untuk mendukung pasukan FSA memerangi ISIS di wilayah tersebut,” Josh Jack menjelaskan.

TAJI, IRAQ – APRIL 12: A U.S. Army trainer (R), speaks with an Iraqi Army recruit at a military base on April 12, 2015 in Taji, Iraq. U.S. forces, currently operating in 5 large bases throught Iraq, are training thousands of Iraqi Army combat troops, trying to rebuild a force they had origninally trained before the U.S. withdrawal from Iraq in 2010. Members of the U.S. Army’s 5-73 CAV, 3BCT, 82nd Airborne Division are teaching members of the newly-formed 15th Division of the Iraqi Army, as the Iraqi government launches offensives to try to recover territory lost to ISIS last year. (Photo by John Moore/Getty Images)

Menurut Josh Jack, wewenang baru yang berikan Presiden AS Donald Trump untuk dapat menambah jumlah personel di Irak dan Suriah akan sangat membantu mereka dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan perang.

Dalam konteks terkait, juru bicara koalisi internasional pimpinan AS John Dorian menjelaskan bahwa kehadiran tentara Amerika di Suriah bukan untuk misi pertempuran. “Tugas mereka adalah memberi instruksi kepada gerilyawan sekutu,” ujarnya.

Sekali lagi John Dorian menekankan bahwa, “Peran kami memberi dukungan dan intruksi, bukan bertempur,” seraya mengritik serangan udara Turki menargetkan pasukan Kurdi, yang kini menjadi sekutu utama AS di Irak dan Suriah. (Kiblat/Ram)