Tetap Rendah Hati, Muslim Penyelamat Warga Kristiani di Marawi Tolak Disebut Pahlawan

Eramuslim – Menjadi sorotan media internasional karena berhasil menyelamatkan 64 warga Kristen dalam konflik bersenjata di Marawi beberapa waktu lalu, tokoh Muslim Filipina Norodin Alonto Lucman (61 tahun) menolak dijuluki “pahlawan” yang disematkan media.

Menurutnya, tidak ada yang heroik dari tindakannya kala itu. Dia mengaku menyelamatkan puluhan warga Kristen karena menjalankan perintah agamanya.

Ketika para militan kelompok Maute—sayap ISIS di Filipina—menyerbu kampungnya di Marawi, Lucman menyembunyikan 64 warga Kristen di rumahnya. Kala itu, para militan Maute memburu warga non-Muslim untuk dibunuh.

Lucman, yang telah mempelajari fikih Islam di Majkah, Arab Saudi, mengatakan kepada Al Arabiya bahwa ajaran Islam menegaskan hidup seseorang tidak bisa lebih berharga jika tidak berguna bagi orang lain.

”Saya bukan pahlawan. Kebetulan saya berada di rumah saya di Kota Marawi saat pertempuran pertama kali terjadi. Saya tahu ada beberapa orang Kristen yang bekerja di rumah-rumah terdekat sebagai tukang kayu dan pekerja bangunan dan saya mengatakan kepada orang-orang untuk membawa mereka ke rumah saya guna menghindari tembakan silang,” kata Lucman, yang merupakan mantan politisi dan pemimpin klan Muslim.

Ketika kelompok Maute—yang telah bersumpah setia kepada ISIS—menyerbu kampungnya, banyak warga non-Muslim dieksekusi ketika berjumpa dengan militan kelompok tersebut.

Awalnya, Lucman dan karyawan Muslimnya mengira pertempuran hanya akan berlangsung beberapa hari. Lucman mengaku, ada sekitar 74 orang yang dia tampung di rumahnya pada saat itu dan persediaan makanan hanya untuk satu minggu.

Lantaran persediaan makanan dan air mulai menipis, Lucman dengan cepat memutuskan untuk mengevakuasi puluhan orang yang dia tampung dengan mempertaruhkan nyawanya.

Dia secara perlahan mengajarkan kepada sekelompok warga Kristen—yang terdiri dari pria dan wanita—untuk melafalkan bacaan-bacaan khas Islam seperti takbir, yakni “Allahu Akbar”. Hal itu demi keselamatan mereka jika bertemu kelompok Maute.

Lucman juga mengajarkan kepada para wanita Kristen untuk menutupi kepala mereka dengan jilbab. Evakuasi itu berlangsung tegang, di mana ketika melewati jembatan untuk menyeberang kota, rombongan Lucman dicegat seorang militan Maute.

Beruntung, sosok Lucman yang reputasinya sebagai pemimpin klan Muslim di Filipina selatan dikenal oleh militan bersenjata itu. Puluhan warga Kristen yang dievakuasi Lucman pun leluasa lewat tanpa mengalami cedera. (SI/Ram)