TPF PBB: Genosida Muslim Rohingya Disponsori Negara

Operasi ‘Pembersihan’

Di dalam laporan tim pencari fakta PBB, terdapat delapan temuan yang berhubungan dengan tuduhan mengenai ‘operasi pembersihan’ militer Myanmar terhadap komunitas Rohingya selepas serangan kelompok milisi ARSA (Tentara Pembebasan Arakan Rohingya).

“Pengakuan kredibel bermunculan mengenai aksi pelanggaran HAM pasukan keamanan negara selama berlangsungnya operasi ini. Operasi ini menimbulkan korban dalam jumlah yang sangat besar,” tulis laporan tersebut.

Sepak terjang militer Myanmar, sebagaimana dibeberkan laporan tersebut, beragam. Mulai dari penembakan membabi buta ke penduduk desa yang melarikan diri hingga pembakaran sejumlah orang secara hidup-hidup di rumah mereka, termasuk kaum manula, difabel, dan bocah kecil.

Gambar satelit menunjukkan sedikitnya 319 desa dibakar seluruhnya atau sebagian setelah operasi pembersihan dimulai pada 25 Agustus 2017.

“Kami punya pengakuan ratusan saksi mata. Kami telah melihat foto dan gambar satelit desa-desa Rohingya diratakan oleh buldoser, menghapus semua jejak kehidupan dan komunitas yang tadinya berada di sana. Belum lagi, menghancurkan semua bukti kejahatan yang mungkin ada,” papar Marzuki.

Selain mendapat pengakuan soal penghancuran desa-desa Rohingya, laporan tim pencari fakta PBB berisi kesaksikan mengenai pemerkosaan massal dan pembunuhan terhadap anak-anak.

“Sifat kekerasan yang disponsori negara secara meluas dan sistematis ini menunjukkan adanya perencanaan dan pengorganisasian terlebih dahulu dan ini akan kami selidiki hingga detil,” sebut laporan itu.

“Kami tengah menganalisa peran dan struktur komando pasukan keamanan serta keterlibatan pihak lain…Kami akan menyematkan di mana tanggung jawab masing-masing pihak.”

Tim pencari fakta PBB dibentuk Dewan HAM PBB pada Maret 2017 lalu untuk mencari dan mendapatkan fakta-fakta dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan militer dan aparat keamanan di Myanmar.(bbcindonesia/Ram)