Tolak Penuhi 13 Tuntutan Saudi CS, Qatar Siap Hadapi Intervensi Militer

Eramuslim – Hingga berita ini diturunkan, Qatar menyatakan menolak untuk memenuhi 13 tuntutan yang diajukan Arab Saudi CS terkait krisis diplomatik dan perdagangan yang melanda kawasan Teluk sejak 5 Juni lalu. Padahal Riyadh telah memberikan batas waktu hingga hari Senin (3/07) besok.

Dalam sebuah kunjungan ke Roma, Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menegaskan kembali penolakan negaranya terhadap 13 tuntutan tersebut. Ia menyebut tuntutan tersebut adalah pelanggaran terhadap kedaulatan Qatar.

Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menekankan bahwa setiap negara bebas untuk mengemukakan keluhan dengan Qatar, namun menurutnya konflik semacam itu harus diselesaikan melalui melalui negosiasi, bukan dengan memaksakan ultimatum.

“Kami percaya bahwa dunia diatur oleh undang-undang internasional, yang tidak memungkinkan negara-negara besar menggertak negara-negara kecil,” ujar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dalam sebuah konferensi pers di Italia, seperti dilansi The Guardian minggu (2/07).

Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani  melanjutkan, “Tidak ada yang punya hak untuk mengajukan sebauh ultimatum kepada negara berdaulat.”

Selain menolak tuntutan tersebut, Al Thani juga mengatakan bahwa negaranya tidak pernah memiliki niat untuk menerima tuntutan mereka.

“Tidak ada ketakutan dari tindakan apapun yang akan diambil, Qatar siap menghadapi konsekuensi apapun. Tapi seperti yang telah saya sebutkan, ada hukum internasional yang tidak boleh dilanggar dan ada batas yang tidak boleh dilanggar,” ujarnya menekankan.

Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada bulan lalu dan menutup jalur darat, laut dan udara. Mereka mengeluarkan 13 butir tuntutan, termasuk membatasi hubungan diplomatik dengan Iran, memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan menutup jaringan berita Aljazirah.

Mereka menuduh Qatar mendukung kelompok teror regional, di mana tuduhan tersebut ditolak oleh Qatar. Sementara di Roma, Al Thani bertemu dengan Menteri Luar Negeri Italia Angelino Alfano, yang mendukung upaya mediasi yang dipimpin Kuwait. Dan juga mendesak negara-negara yang terlibat dalam kebuntuan untuk menjauhkan diri dari tindakan lebih lanjut yang dapat memperburuk situasi.

Al Thani juga berharap perusahaan di Italia dapat terus mengkonsolidasikan kehadiran mereka di Qatar. (Rol/Ram)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-pre-order-eramuslim-digest-edisi-12-bahaya-imperialisme-kuning.htm