eramuslim.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan bahwa serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman akan terus berlanjut hingga mereka tidak lagi menjadi ancaman bagi pelayaran di Laut Merah.
Trump juga memperingatkan para pemberontak serta pendukung mereka di Iran terkait konsekuensi serius yang akan mereka hadapi.
“Pilihan bagi Houthi jelas: Berhenti menembaki kapal-kapal AS, dan kami akan berhenti menembaki Anda. Jika tidak, kami baru saja memulai, dan penderitaan yang sesungguhnya belum datang, baik bagi Houthi maupun sponsor mereka di Iran,” ujar Trump di platform Truth Social miliknya, Senin (31/3), sebagaimana dikutip dari AFP.
Tak lama setelah pernyataan Trump, media pemberontak Yaman melaporkan bahwa dua serangan AS pada hari yang sama menghantam pulau Kamaran, di lepas pantai Hodeida.
Wilayah Yaman yang dikuasai Houthi telah menjadi sasaran serangan militer AS sejak 15 Maret, dengan tujuan menghentikan ancaman terhadap kapal-kapal yang melintas di Laut Merah. Sejak itu, kelompok pemberontak tersebut terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal militer AS dan Israel.
Ancaman Trump muncul di tengah skandal kebocoran dokumen rahasia oleh pejabat keamanan senior terkait serangan di Yaman. Selain itu, pernyataan Trump juga menandai peningkatan ketegangan antara AS dan Teheran, dengan presiden AS memperingatkan bahwa Iran dapat menghadapi serangan udara jika tidak mencapai kesepakatan terkait program nuklirnya.
Kelompok Houthi mulai menargetkan kapal kargo di Laut Merah setelah pecahnya perang di Gaza, sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Serangan yang mereka lakukan telah menghambat lalu lintas pelayaran di Terusan Suez, jalur perdagangan penting yang biasanya dilalui sekitar 12 persen dari total pengiriman dunia. Situasi ini memaksa banyak perusahaan pelayaran untuk mengambil jalur alternatif melalui ujung selatan Afrika.
“Serangan kami akan terus berlanjut hingga tidak lagi menjadi ancaman bagi Kebebasan Navigasi,” tegas Trump.
Sementara itu, Kepala Dewan Politik Tertinggi Houthi, Mahdi al-Mashat, menyatakan bahwa kelompoknya tidak akan terpengaruh oleh ancaman perang dari Trump.
“Posisi kami dalam mendukung Gaza tidak akan berubah sampai agresi berhenti dan pengepungan dicabut, apa pun akibat atau hasilnya,” kata al-Mashat pada Selasa (25/3), dikutip dari Aljazeera.
(Sumber: Cnnindonesia)