Eramuslim – Surat kabar Amerika Serikat “Wall Street Journal” menyebut kelompok Syiah Hizbullah Lebanon sebagai pihak pemenang dalam konflik yang berlangsung di Suriah sejak pertengahan bulan Maret 2011.
“Didirikan pada awal tahun 80 an, kelompok Syiah asal Lebanon ini pernah terlibat dalam perang melawan pendudukan Zionis Israel pada tahun 2006, lalu kemudian ikut campur dalam perang saudara di negara tetangga Suriah untuk membela rezim Syiah Bashar al-Assad. Dan setelah bertahun-tahun kelompok Syiah Hizbullah justru memiliki kemampuan militer dan tempur yang lebih serta menjadi pemimpin milisi Syiah baru dalam peperangan di Suriah,” tulis Wall Street Journal dalam terbitannya hari Senin (3/04).
Wall Street Journal melanjutkan, “Tidak sampai disana, bahkan para pemimpin Hizbullah kini menyatakan kesiapannya untuk ikut campur dalam konflik lain di kawasan Dunia Arab, ditengah keberadaan militer Turki, Rusia, Amerika Serikat dan koalisi internasional, milisi Syiah lainnya, Kurdistan, serta kelompok mujahidin Islam.”
Menurut surat kabar Wall Street Journal, berada di sisi langsung militer Rusia menjadikan Hizbullah saat ini telah memiliki kedudukan yang hampir sama dengan kekuatan militer Garda Revolusi Syiah Iran dalam perang membela rezim Assad di Suriah.
Senada dengan Wall Street Journal, mantan pejabat Deputi Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Timur Tengah, Andrew Exum, mengatakan bahwa saat ini sangat sulit untuk berdiri di jajaran intelijen ataupun mendapatkan pangkat militer di Suriah tanpa restu dari Hizbullah atau Iran. (Almasryalyoum/Ram)