Yahudi-Cina Banyak Yang Jadi Tentara Zionis-Israel

Mereka sudah menempuh perjalanan amat jauh dan sukar untuk memperoleh pengakuan sebagai Yahudi dan bisa menjadi warga negara Zionis-Israel.

Paras mereka mirip orang Cina. Tidak seperti Yahudi Ashkenazi berdarah Eropa dan berupa bule atau Yahudi Sephardi, penduduk asli Timur Tengah berwajah Arab.

Sayangnya, ketiganya waktu itu sudah berumur 25 tahun, tidak bisa diterima. Militer Israel lebih memilih anak-anak muda Yahudi berusia 18 tahun, syarat minimal untuk menjalani wajib militer.

Sejak pindah ke wilayah Palestina yang dijajah Zionis-Israel pada 2009, mereka bersumpah ingin berkontribusi bagi negara dan bangsa Yahudi.

Setelah melalui prosedur birokrasi rumit dan melelahkan, Li, Fan, dan Xue bareng empat orang Yahudi bermata sipit lainnya diterima menganut Yudaisme. Mereka pun mulai belajar bahasa Ibrani dan menjadi orang Israel.

Mereka lantas bareng-bareng mendaftar menjadi prajurit. Jawaban mereka terima lambat, sudah begitu mengecewakan. Cuma ucapan terima kasih.

Berbulan-bulan ketujuh Yahudi-Cina ini memohon agar bisa diterima. Berkat campur tangan mantan Kepala Rabbi Militer Brigadir Jenderal Avichai Rontzki, mimpi mereka terkabul.

Kenapa mereka begitu ngotot ingin mengabdi buat militer Zionis-Israel, jawaban Li barangkali terdengar klise. “Para leluhur saya hidup di Cina seribu tahun sebelum berasimilasi, jadi mereka tidak berjasa bagi Israel dan masyarakat Yahudi,” katanya. “Jadi saya ingin memperbaiki itu. Saya ingin melakukan sesuatu untuk bangsa ini.”