Yahudi-Cina Banyak Yang Jadi Tentara Zionis-Israel

Orang-orang Yahudi diyakini pertama kali mendiami Kaifeng di abad kedelapan ketika Dinasti Song berkuasa atau mungkin sebelum itu. Para ahli menjelaskan pendatang perdana ini adalah para pedagang Yahudi Sephardi dari Persia atau Irak. Mereka tiba di Kaifeng lewat Jalur Sutera dan diizinkan kaisar Cina menetap di sana.

Pada 1163 komunitas Yahudi di Kaifeng membangun sebuah sinagoge indah dan besar, akhirnya direnovasi dan dibangun ulang berabad-abad kemudian. Jumlah orang Yahudi di Kaifeng mencapai puncaknya selama pemerintahan Dinasti Ming (1368-1644), yakni lima ribu.

Hingga abad ke-17, banyak orang Yahudi Cina menduduki posisi penting dalam pemerintahan. Sejalan menguatnya pembauran lewat kawin campur, sampai pertengahan abad ke-18 sebagian besar tradisi Yahudi dan Yudaisme di Kaifeng lenyap.

Rabbi terakhir dalam komunitas Yahudi di Kaifeng dipercaya mengembuskan napas terakhir di awal abad ke-19. Sinagogenya hancur dihantam serangkaian banjir pada 1840-an.

Pada 1920-an ilmuwan Cina bernama Chen Yuan menulis sejumlah artikel ilmiah mengenai perjanjian soal agama di negara itu, termasuk “Sebuah Penelitian tentang Agama Yahudi di Kaifeng.” Yuan menekankan masih ada sejumlah keturunan Yahudi di kota itu berusaha memelihara tradisi dan ritual mereka, seperti merayakan Hari Yom Kippur.

Saat ini Kaifeng berpenduduk lebih dari 4,5 juta orang. Ada ratusan atau mungkin paling banyak seribu orang merupakan keturunan Yahudi.

Xue masih ingat betul saat pertama kali berdoa di Tembok Ratapan atau Kotel dalam bahasa Ibrani enam tahun lalu. “Saya merasa seperti di rumah sendiri.”(ts/albalad)