Imam Abdul-Rauf, Si Pencetus Inisiatif Cordoba

Nama Imam Feisal Abdul-Rauf tidak asing lagi di kalangan komunitas Muslim AS. Imam Masjid Al-Farah New York itu aktif berdakwah, menulis buku dan mengetuai berbagai organisasi Muslim di Negeri Paman Sam. Keprihatinan atas memburuknya hubungan Barat dan dunia Islam mendorongnya membentuk "Inisiatif Cordoba" pada tahun 2003.

"Saya ingin menyebarkan perdamaian dan kehidupan yang harmonis antara Barat dan Muslim. Untuk itu yang pertama kali harus dilakukan adalah mengidentifikasi apa saja yang menjadi sumber konflik antara Barat dan Muslim," ujar Abdul-Rauf yang sekaligus mengetuai "Inisiatif Cordoba".

Dibawah kepemimpinannya, Inisiatif Cordoba telah melakukan berbagai kegiatan untuk menjembatani jurang pemisah antara Barat dan Muslim, baik di bidang politik, keagamaan dan budaya. Abdul Rauf yang kini berusia 52 tahun optimis lembaga yang dipimpinnya itu bisa mempersempit jurang pemisah itu dan meredakan konflik yang terjadi antara Barat dan Muslim.

Aktivitas Abdul-Rauf di Inisiatif Cordoba membuatnya dekat dengan jajaran pejabat pemerintahan AS. Ia tidak menyangkal dukungan pemerintah AS, khususnya kementerian luar negeri terhadap berbagai proyek yang dilakukan Inisiatif Cordoba.

"Memperbaiki hubungan Barat dan Muslim adalah sebuah pekerjaan besar yang tidak bisa dilakukan oleh satu orang atau satu organisasi saja. Kita harus melibatkan banyak orang, kita membutuhkan media massa dan orang-orang yang bisa menjelaskan sehingga orang bisa memahami apa yang kita lakukan," ujar Imam Abdul-Rauf yang sudah menulis tiga buku tentang Islam di tengah masyarakat Barat.

Abdul Rauf tidak khawatir kedekatannya dengan pemerintah AS akan menimbulkan kecurigaan pada dirinya atau lembaga Inisiatif Cordoba yang dipimpinnya. "Jika saya tidak melibatkan diri pada mereka yang memiliki kekuatan politik, sulit bagi saya untuk bersentuhan dengan isu-isu hubungan Barat-Muslim. Kalau kita ingin menyelesaikan persoalan-persoalan itu, kita harus menguasai orang-orang yang berpengaruh dalam persoalan-persoalan tersebut," kata Imam yang juga anggota Dewan Pengawas Islamic Center di New York dan penasehat untuk lembaga Interfaith Center of New York ini.

Abdul Rauf mengatakan, sebagai seorang warga negara AS dan aktif dalam sebuah organisasi di AS, mau tidak mau harus mematuhi hukum yang berlaku di AS. Namun ia menegaskan bahwa Inisiatif Cordoba juga mendapat dukungan penuh dari dunia Islam antara lain dari Malaysia dan Qatar serta negara-negara Eropa seperti Belanda dan Inggris.

Imam Abdul-Rauf sebenarnya pernah mendirikan organisasi serupa Inisiatif Cordoba pada tahun 1997, yaitu American Society for Muslim Advancement (ASMA). Organisasi ini disebut-sebut sebagai organisasi Muslim pertama di AS yang menggalang kerjasama antara Muslim dan non-Muslim lewat berbagai program akademis, budaya, kebijakan dan dalam menyikapi persoalan-persoalan terkini yang dihadapi Muslim dan non-Muslim.

Salah satu hasil perjuangan Imam Rauf di Inisiatif Cordoba adalah mendapatkan ijin untuk membangun sebuah Islamic Center yang jaraknya cuma dua blok dari Ground Zero, bekas lokasi menara kembar World Trade Center yang hancur luluh oleh serangan 11 September 2001.

"Kami ingin Islamic Center itu dilengkapi dengan teknologi dengan sentuhan seni, ibarat seni membangun sebuah negara sehingga kita bisa menunjukkan bahwa umat Islam saat ini memiliki keterikatan yang sama dengan perkembangan peradaban," ujar Abdul Rauf. (ln/iol)