Jacquelyn Harper, Bersyahadat Ketika Islam Dihujat

Serangan 11 September 2001 menjadi awal “perang” Barat terhadap Islam dan Muslim. Sejak itulah Barat menunjukkan wajah aslinya yang ternyata telah salah memandang Islam. Berbagai tudingan dan tuduhan buruk diarahkan ke Islam. Tapi situasi itu membuat seorang perempuan AS justeru penasaran dengan agama Islam.

Jacquelyn Harper, seorang Kristiani konservatif jamaah Gereja Lutheran memenuhi rasa ingin tahunya tentang Islam dengan membaca buku-buku tentang Islam.

“Anda mendengar banyak hal-hal yang buruk tentang Islam dan itu menjadi alasan bagi saya untuk mempelajari Islam,” kata Harper.

Menurut Harper, ketika ia membaca buku-buku Islam, ia tak menemukan satupun stereotipe yang ditujukan terhadap agama Islam itu benar. Contohnya masalah perlakuan terhadap perempuan, Harper tak menemukan satupun ajaran Islam yang menindas perempuan seperti yang ia dengar selama ini.

“Setelah membaca buku-buku Islam, saya mulai merasakan agama Islam adalah agama yang masuk akal buat saya. Saya sempat syok dan berkata, ‘inilah yang saya rasakan, inilah yang saya yakini’,” ujar Harper.

Pembelajaran panjang itu membuat Harper, 25, terkesan pada agama Islam. Ia akhirnya memutuskan memeluk agama Islam pada bulan Januari lalu. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Harper mengakui Islam telah memberikan pengaruh yang positif pada hidupnya.

Untuk memperdalam ilmu agama Islamnya, Harper baru saja menyelesaikan kursus agama bagi para mualaf dan nin Muslim selama delapan bulan di North Austin Muslim Community Center. Dari kursus itu, Harper belajar tentang dasar-dasar budaya dan sejarah Islam, etika berpakaian dalam Islam, pernikahan sampai masalah puasa.

Setelah mengikuti kursus itu, Harper kini sedang mempersiapkan diri untuk mulai mengenakan jilbab. “Ketika Anda melakukan sesuatu yang baik, Anda akan merasakan bahwa Anda telah melakukan hal yang benar dan hati Anda merasakan menjadi manusia yang lebih baik,” tukas Harper. (ln/iol)