Kisah Penulis Amerika: Hati Serasa Penuh Cahaya saat Ucapkan Bismillah

Pada tahun 2013 Kaya semakin memperdalam pengetahuan agamanya. Hingga salah seorang pengajarnya menyampaikan bahwa kitab suci di agamanya telah hilang dan diubah. Dari situlah Kaya semakin kesal, mengapa semua yang ia jalani selama ini tidak sesuai dengan ekspekatasinya.

“Itu membuat saya kesal karena saya telah menaruh semua iman saya di dalam kitab itu, tetapi itu bahkan tidak 100 persen di sana,” tuturnya.

Rencana awal Kaya pun ternyata membuatnya berbalik. Tadinya ia akan membuktikan bahwa Islam bukan agama yang sempurna, namun malahan Kaya semakin mencintai Islam.

“Jadi usaha saya untuk belajar tentang kebenaran Islam, untuk mempertobatkan teman-teman Muslim saya, akhirnya memiliki efek sebaliknya. Semakin saya mempelajari Islam, semakin banyak pertanyaan saya tentang sains, Tuhan…” tuturnya.

Ketika bulan Ramadhan tiba, Kaya diajak berbuka bersama oleh teman-teman Muslimnya. Ia semakin heran, mengapa semua ini menghampirinya secara perlahan di saat dirinya memliki banyak pertanyaan dan keraguan.

Kemudian, tiba-tiba Kaya ingin membaca Alquran, dan mencoba meminjam kitab suci umat Islam itu kepada temannya yang Muslim.

“Saya bertanya kepada teman saya yang pindah agama, yang mengundang saya ke Iftar, apakah saya bisa meminjam Alqurannya. Malam itu, saya pulang dan mulai membaca. Hati saya serasa penuh cahaya ketika saya membaca kalimat pertama: ‘Bismillah hirrahman nirrahim; Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang’. Saya menyembunyikan perasaan itu dari semua orang karena saya takut akan reaksi teman dan keluarga saya,” katanya.

Akhirnya pada 2014 Kaya masuk Islam. Ia diam-diam membaca dua kalimat syahadat sebagai syarat sah jika ingin menjadi Mualaf. Kaya menganggap ini hanya menjadi rahasia kecil antara ia dan Allah SWT.

“Saya merasa seperti melakukan hal yang benar dengan mengatakannya, meskipun tidak terasa berbeda karena saya melakukannya sendiri. Hanya ada beberapa orang yang tahu tentang itu. Saya menceritakan kepada beberapa teman Muslim saya dan sahabat saya Lindsey (dari agama non Muslim). Dia adalah satu-satunya yang benar-benar mendukung saya,” terangnya.

Namun Kaya tidak bisa merahasiakannya terus menerus, bahwa saat ini ia adalah seorang Muslimah. Hingga akhirnya Kaya pun memberitahukan bahwa dirinya telah menjadi Mualaf, namun tetap saja ada pro dan kontra tentang keputusannya itu.

“Semakin banyak orang mengatakan hal-hal buruk tentang Islam, semakin saya merasa perlu untuk membicarakannya. Itu juga ketika saya memilih untuk memakai jilbab,” pungkasnya. (Okz)