Muslimah ‘Penjaga’ Amerika Serikat

BEVERLY HILLS, CA - MARCH 09:  Fencer Ibtihaj Muhammad poses for a portrait at the 2016 Team USA Media Summit at The Beverly Hilton Hotel on March 9, 2016 in Beverly Hills, California.  (Photo by Sean M. Haffey/Getty Images)
Fencer Ibtihaj Muhammad
Eramuslim.com – “Muslim Amerika menjaga kita tetap aman. Mereka polisi kita dan pemadam kebakaran kita,” tutur Obama, disambut tepuk tangan meriah.

Suara Barack Obama lama-lama tenggelam. Sampai tak terdengar lagi karena ditelan riuh tepuk tangan. Sorak sorai. Masjid Baltimore langsung bergemuruh. Seluruh kepala menoleh. Ke arah yang ditunjuk oleh jari sang Presiden.

Dari tengah kerumunan, berdirilah wanita berhijab. Kepala mengangguk, bibir tersenyum. Dialah Ibtihaj Muhammad, atlet anggar tim Amerika Serikat. Muslimah yang disebut Obama. Tepuk tangan dan sorak sorai semakin membahana. Wanita itu kembali duduk, dan Obama melanjutkan pidato.

“Saya memintanya membawa pulang emas. Tidak bermaksud memberi beban kepadamu,” kata Obama dengan senyum mengembang. Dia berseru. Bangga.

Obama pantas bangga. Layak menaruh asa di pundak Ibtihaj. Dan puja-puji Obama itu bukan bualan belaka. Harapan itu bukan pula pepesan kosong. Hijaber yang satu itu memang punya kemampuan.

Dialah ratu anggar peringkat dua di negeri Paman Sam. Atlet 30 tahun itu duduki di urutan tujuh dunia. Disegani di ajang dalam dan luar negeri.

Dan Agustus mendatang, Ibtihaj akan menoreh sejarah. Jadi atlet pertama AS yang tampil berhijab di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil. Mengharumkan kaum Muslim dan juga negara.

***
Lahir dalam keluarga Muslim taat, Ibtihaj harus memilih hobi. Orangtuanya selalu teguh memegang ajaran agama. Sehingga mencari olahraga yang memungkinkan anak mereka tetab berhijab.

Orangtua Ibtihaj melihat anggar memenuhi harapan itu. Mereka menilai sang putri bisa mengukir prestasi, mengharumkan nama bangsa, tanpa harus melepas hijab yang menjadi kewajiban agama.

Sejak itulah, dia terjun ke dunia anggar. Dan sejak itu pula, tak pernah berpaling ke belakang. Kala itu, usia Ibtihaj baru 13. Dia tekun berlatih. Mengolah pedang di tangan. Menyabet dan menusuk.

Dan pada 2002, wanita asal New Jersey itu bergabung dengan Peter Westbrook Foundation, sebuah program pengembangan keterampilan untuk anak muda pada komunitas marjinal di New York.

Dari program itulah, Ibtihaj diundang berlatih di bawah bimbingan Ahki Spencer-El, atlet anggar AS yang berlaga di Olimpiade Sydney, Australia, pada 2000. Melalui tangan Spencer, bakat Ibtihaj semakin terasah.

Saat masih junior, Ibtihaj tiga kali jadi jawara nasional. Dia jadi juara Olimpiade Junior pada 2005. Dan enam tahun belakangan, dia kumpulkan banyak medali, melalui ajang Pan American Championship Teams, Pan American Games Teams, dan Senior World Championship Teams.

Karena prestasi mengilap itu, Ibtihaj didaulat sebagai Muslim Sportswoman of the Year pada tahun 2012. Prestasi ini semakin mengukuhkan belasan medali yang sudah bertumpuk di kamarnya.

Ibtihaj juga ditunjuk sebagai Duta Pemberdayaan Perempuan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan AS. Dia sudah berkeliling ke berbagai negara untuk kampanye pendidikan dan olahraga.

Prestasi ini tentu membuat komunias Muslim AS bangga. Setidaknya menjadi bukti andil komunitas Muslim yang jumlahnya sekitar 3,3 juta. Atau satu persen dari seluruh populasi Amerika Serikat.

Dan bukti ini sangat penting. Maklum, selama ini komunitas Muslim selama ini disorot tajam oleh mata Paman Sam, akibat informasi keliru setelah tragedi World Trade Center. Muslim tak lagi disepelekan.

“Ini merupakan kondisi politik yang sulit. Saya pikir Muslim berada di bawah mikroskop dan saya berharap untuk mengubah citra atas pandangan orang terhadap Muslimah,” tutur Ibtihaj.

***

Dan bukan hanya Ibtihaj yang telah memberi bukti. Lihatlah di Gedung Putih. Di ring satu Washington. Di sana ada Rumana Ahmed. Tangan kanan penasihat keamanan nasional Obama, Ben Rhodes.

rumanaPerempuan berhijab ini punya peran penting dalam setiap kebijakan keamanan yang dikeluarkan Obama. Saban hari, dia juga bergelut dengan informasi rahasia AS, untuk merumuskan kebijakan keamanan Paman Sam.

Lihat pula Dahlia Mogahed. Perempuan berhijab ini punya jabatan mentereng. Menjadi penasihat Obama bersama orang-orang top di Gedung Putih.

Ibtihaj, Rumana, dan Mogahed, mungkin hanya segelintir Muslim di AS. Selain mereka, masih banyak yang memberi kontribusi bagi negaranya. Mulai dari ekonomi, politik, hingga ilmu pengetahuan.

Komunitas Muslim tak lepas dari masyarakat AS. Mereka juga berkontribusi. Di bidang masing-masing. Sebagaimana pidato Obama saat berkunjung ke Masjid Baltimore pada Februari itu.

“Muslim Amerika menjaga kita tetap aman. Mereka polisi kita dan pemadam kebakaran kita,” tutur Obama, disambut tepuk tangan meriah.(ts/dream)