Allah Swt Saja Tak Mau Hancurkan Rumah-Nya

Eramuslim.com – Ahad, 26 Desember 2004 merupakan hari yang tidak mungkin dilupakan oleh saudara-saudara kita di Bumi Nanggroe Aceh Darussalam, wilayah Serambi Mekkah yang kaya akan sumber daya alam namun rakyatnya terus dimiskinkan kekuasaan. Bencana tsunami yang merupakan salah satu bencana alam terbesar menimpa daratan Aceh dan menimbulkan korban dan kehancuran yang dahsyat. Banyak keajaiban terjadi. Gedung-gedung megah yang berpondasi sangat kuat roboh, namun masjid dan surau yang pondasinya seadanya malah banyak yang selamat. Keajaiban ini viral sampai ke mancanegara dan menunjukkan kebesaran dan Maha Kekuasaan Allah Swt.

Salah satu bentuk ke Maha Besaran Allah Swt adalah PLTD Apung yang bersandar di perairan Aceh. Kapal dengan bobot 2.600 ton dan luas mencapai 1.900 meter persegi ini juga dihantam tsunami dan terseret memasuki kota sejauh 5 kilometer. Kapal raksasa yang tadinya ada di laut, berpindah ke tengah kota Banda Aceh. Ketika tsunami surut, sampai sekarang, tidak ada teknologi manusia yang mampu mengembalikan posisi kapal tersebut ke perairan kembali. Sebab itu, kapal raksasa PLTD apung  tersebut kemudian dijadikan salah satu monumen tsunami di Banda Aceh yang ramai dikunjungi wisatawan setiap harinya.

Tahukah Anda jika dari titik awal keberadaan kapal raksasa PLTD Apung tersebut ke titik yang sekarang menjadi tempatnya, jika diambil garis lurus,  PLTD Apung tersebut jika terhanyut gelombang tsunami seharusnya menghantam empat buah masjid yang tepat berada di jalurnya. Namun berkat kebesaran Allah Swt, kapal raksasa tersebut ketika dihanyutkan oleh gelombang tsunami ke arah kota malah berkelak-kelok jalannya seolah menghindari menghantam empat buah masjid yang ada. Allahu akbar!

Hal ini disaksikan oleh banyak warga Banda Aceh yang kala itu menyelamatkan dri dengan menaiki masjid-masjid besar dan menyaksikan banyak keajaiban di sana. Allah Swt telah memelihara dan menyelamatkan rumah-Nya.

Hal ini bertolak-belakang dengan ulah para pemimpin di negeri ini yang hanya untuk membuat jalan tol dari Kota Semarang ke Kabupaten Batang, tega-teganya merobohkan 164 Masjid di sepanjang proyek jalan tol tersebut. Pemerintah tentu berdalih demi efisiensi dana, maka jalan tol dibuat lurus. Namun ini tentu saja bertolak belakang dengan gaya hidup dan gaji serta fasilitas para pejabat yang terus-terusan naik dan naik. Mereka tidak malu jika gaya hidup hedonisnya, kesombongannya, keangkuhannya, itu sebenarnya ditopang oleh utang yang nanti dibayarkan oleh rakyat dari generasi ke generasi. Mereka tidak punya rasa malu, memang.

Ingat, orang-orang yang memimpin negeri ini sekarang tidak abadi usianya. Semua manusia akan menemui ajal. Dan mudah-mudahan, mereka akan bisa mempertanggungjawabkan upaya mereka dalam menghancurkan 164 rumah Allah Swt hanya untuk membangun tol Semarang-Batang dihadapan Allah Swt. Semoga. []

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-pre-order-eramuslim-digest-edisi-12-bahaya-imperialisme-kuning.htm