Bagaimana Akhir Kehidupan Tiga Golongan?

Pernahkah memikirkan tentang terminologi Allah Azza Wa Jalla dalam membagi golongan manusia? Tentu, tidak seperti manusia dalam membuat kategori tentang golongan, yang biasanya sangat relative dan bersifat subjektif, dan tidak mempunyai relasi dengan hari depan manusia. Allah sangatlah jelas, ketika menentukan golongan manusia, dan dengan segala implikasinya. Bukan hanya di dunia, dan yang lebih pokok, bagaimana penggolongan manusia menurut Allah, dan posisi mereka kelak di akhirat.

Allah Azza Wa Jalla membagi manusia ke dalam tiga golongan, dan dengan segala implikasinya, yang posisinya nanti sangatlah ditentukan oleh perjalanan hidupnya di dunia, serta komitmennya (iltizamnya) terhadap aturan dan hukum (syariah) yang telah ditetapkan-NYa. Tiga golongan itu, menurut terminologi Allah Azza Wa Jalla, pertama golongan ‘kiri’ (ashabul syimal), kedua golongan ‘kanan’ (ashabul yamin), dan ketiga adalah golongan ‘muqorrobun’ (dekat kepada Allah). Inilah tiga kategori golongan manusia menurut pandangan Allah, yang masing-masing golongan itu,kelak di akhirat akan mendapat jaza’ (balasan) sesuai dengan pilihannya.

Menurut pandangan Allah Azza Wa Jalla, seperti yang diungkapkan di dalam Al-Qur’an, Surah Al-Waqi’ah, masing-masing golongan dijelaskan dengan sangat gamblang. Dan, adanya hari Kiamat menurut Surah Al-Waqi’ah itu, sebuah kemestian yang bakal terjadi, dan mengakhiri seluruh proses kehidupan alam semesta beserta seisinya, termasuk kehidupan manusia. Terjadinya Kiamat itu, diawali dengan kehancuran alam semesta, dan digambarkan, bagaimana bumi diguncangkan, gunung-gunung dihancurkan sehancur-hancurnya, dan semuanya itu bagaikan debu.

Lalu, bagaimana menurut pandangan Al-Qur’an golongan ‘kiri’ (ashabul syimal), dikatakan, alangkah sengsaranya golongan ’kiri’. Mereka dalam siksaan angin yang panas dan air yang mendidih, dan naungan asap hitam, tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya, mereka sebelum itu (dahulu), ketika hidup di dunia, mereka bermewah-mewah, dan mereka terus menerus mengerjakan dosa yang besar. Itulah karakter golongan ‘kiri’, dan posisinya yang sangat sengsara diakhirat nanti. Dan, tidak akan diberi kesempatan mereka kembali ke dunia, bertobat. Maka, mereka berkata : “Apabila kami sudah mati, menjadi tulang belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?”. Sebuah pertanyaan yang penuh dengan penyesalan.

Sedangkan golongan ‘kanan’ (ashabul yamin), menurut pandangan Al-Qur’an, dikatakan alangkah mulianya golongan ini, dan mereka menerima catatan amalannya di dunia dengan tangan kanannya. Mereka berada diantara pohon-pohon yang tidak berduri, dan pohoh-pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, dan naungan yang terbentang luas, dan air yang mengalir terus-menerus, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk, Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) itu secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan yang penuh cinta dan sebaya umurnya. Betapa indahnya dan nikmatinya yang Allah Ta’ala sediakan nanti di akhirat bagi golongan kanan itu. Dan, masihkah manusia lebih mementingkan kehidupan di dunia dibandingkan dengan kehidupan akhirat?

Sementara itu, golongan ‘moqorrobun’ (dekat kepada Allah), dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang menurut Allah Azza Wa Jalla masuk surga. Mereka orang-orang dekat kepada Allah, dan hidupnya tak berjarak dengan Rabbnya. Selalu mengingat dan berdzikir mengingat kebesaran-Nya. Meraka akan berada dalam surga kenikmatan. Segolongan besar orang-orang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang kemudian, yaitu umat Muhammad Shallahu alaihi Wa Sallam. Mereka berada diatas dipan-dipan yang bertahtakan emas permata, mereka bersandar diatasnya berhadap-hadapan, mereka dikelilingi anak-anak muda yang tetap muda denga membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya, dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan apapun yang mereka pilih, dan daging burung apapun yang mereka inginkan, dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah, laksana mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan.

Itulah tiga golonga manusia yang menurut kategori Al-Qur’an dengan karakternya masing-masing, dan nasibnya kelak telah ditentukan oleh Allah Azza Wa Jalla. Dan, manusia tidak pernah dapat mengubah nasibnya ketika sudah berada di akhirat kelak. Tak lagi seperti kehidupan di dunia, di mana orang-orang dengan posisinya, jabatan, dan kekayaan yang dimilikinya lalu, mereka mendapatkan ‘privilege’ (hak-hak istimewa). Di akhirat nanti yang akan menentukan nasib manusia, hanyalah atas pilihan hidupnya, menjadi golongan ‘kiri’ (ashabul syimal), atau menjadi golongan ‘kanan’ (ashabul yamin), dan golongan ‘muqorrobun’ (dekat kepada Allah). Terserah bagi manusia memilihnya, sesuai dengan pandangannya, yang dipahami tentang hakekat hidup ini.

Dimensi-dimensi kehidupan seperti inilah yang akan selalu memberikan manusia kepada kesimpulan, yang akan dapat menentukan arah pilihannya, dan yang jelas Allah Azza Wa Jalla telah menggambarkan secara gamblang tentang masing-masing golongan, dan bagaimana kelak kehidupan mereka di akhirat. Terserah manusia memilih. Wallahu’alam.