Dangdut Koplo Korea

Eramuslim.com – Rencana pihak istana mendatangkan, tentunya mbayari pakai uang rakyat, grup girl band made in Korea Selatan SNSD alias Next Generation sebagai bagian dari perayaan dan syukuran kemerdekaan NKRI menuai kecaman. Banyak yang tidak habis pikir, apa hubungannya memanjatkan rasa syukur pada hari kemerdekaan dengan menampilkan grup band perempuan-perempuan muda pengumbar aurat, yang sulit dibedakan dengan aksi para pelacur di tempat-tempat maksiat.

Ini jelas penghinaan besar terhadap para ulama, mujahidin, laskar, dan pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia yang telah mengorbankan darah dan nyawa untuk bisa mengusir penjajah Belanda dan Jepang dari Bumi Pertiwi ini. Ini sungguh-sungguh konyol dan di luar akal sehat!

Ada kabar yang belum dikonfirmasi kebenarannya jika rencana mengundang grup “Dangdut Koplo Korea” ini atas permintaan diam-diam “seseorang”. Jika ini benar, maka keinginan “seseorang” itu berpulang pada dirinya sendiri, dia sendirilah yang menentukan mau jadi ndeso atau mau jadi intelek, mau menghirup bau neraka atau harumnya surga.

Yang jadi masalah adalah ketika mengundang grup ‘Dangdut Koplo Korea’ tersebut menggunakan uang rakyat dan dikaitkan dengan hari kemerdekaan negeri ini yang sangat diagungkan. Kalau mau ngundang mereka, ya undang saja pakai uang sendiri dan pentasnya di halaman rumahnya sendiri, terserah.

Di tengah kondisi negara yang tengah meluncur jatuh ke jurang dan nyaris menjadi negara gagal, dengan defisit APBN mencapai 2,9 persen yang merupakan defisit terbesar sepanjang sejarah Indonesia, yang menjadikan Indonesia menjadi negara yang makin jauh dari cita-cita proklamasi, dimana cangkul dan garam saja harus impor, seharusnya penyelenggara negara ini bisa prihatin, bukan terus-menerus cengengesan dan cengar-cengir tak jelas.

Indonesia butuh penyelenggara negara yang bisa memegang amanah para founding father NKRI, yang bisa menjadikan negeri yang dianugerahi kekayaan alam yang banyak dan segudang keunggulan lainnya dibanding negara-negara lainnya.  Indonesia butuh penyelenggara negara yang memperjuangkan rakyatnya sendiri, bukan memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa lain. Indonesia adalah untuk bangsa Indonesia.

Rencana mengundang kelompok ‘Dangdut Koplo Korea” sebagai bagian dari even kenegaraan, tentu saja patut disesalkan dan harus dibatalkan. Indonesia harus dibangun jiwa dan raganya, sesuai dengan amanah lagu kebangsaan Indonesia Raya. Hanya otak mesum dan maksiat yang suka dengan Dangdut Koplo, walau pakai embel-embel made in Korea. []