Israel Menentukan Nasibnya

Sudah memasuki hari ke 11 agresi militer Israel ke Jalur Gaza. Rejim Zionis itu menggunakan serangan udara yang massif, dan menembakkan ribuan sortir peluru dari udara,yang meratakan bangunan-bangunan yang ada di Gaza. Rejim Zionis-Israel terus meningkatkan eskalasi serangan ke kota Gaza, dari darat, udara dan laut. Bahkan, ada bukti-bukti Israel menggunakan senjata kimia, yang dilarang berdasarkan konvensi Jenewa. Sebaliknya, para pemimpin Zionis tak mempedulikan kutukan internasional, tak mau mempedulikan suara pemimpin dunia.

Jumlah korban yang tewas akibat gempuran missil Israel, sudah mencapai 600 orang tewas, anak-anak, orang tua, wanita, dan ribuan luka-luka. Rumah sakit, dan para tenaga medis, tak luput dari serangan udara Israel. Semua sarana yang dicuragai Israel menjadi sasaran bombardmen, yang massif, dan nyaris semua infrastruktur telah hancur selama perang. Inilah perang  paling brutal, dan tidak berperikemanusiaan, yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan.

Langkah-langkah rejim Zionis-Israel melakukan agresi ke Gaza, penuh dengan resiko, yang dapat membahayakan masa depannya. Karena, tindakan yang sangat arogan dari para pemimpin Zionis-Israel telah memancing reaksi masyarakat dunia, yang pasti akan berbalik terhadap rejim Zionis-Israel. Memang, akibat agresi militer Israel ke Jalur Gaza ini telah menimbulkan dampak kerugian  sangat luar biasa, tapi apa yang dilakukan Israel dapat menimbulkan solidaritas dikalangan masyarakat muslim di seluruh dunia. Israel telah mempertontonkan secara telanjang kepada masyarakat internasional atas tindakan biadabnya terhadap rakyat di Gaza.

Justru yang menjadi korban yang banyak adalah masyarakat sipil. Dan, tidak menimbulkan efek militer, khususnya bagi kelompok pejuang Hamas, yang sekarang terus berjuang menghadapi gempuran Israel, bersama berbagai kelompok yang ada di Gaza. Jika dalam dua pekan ini rejim Zionis-Israel yang sudah menerjunkan ribuan pasukan darat ke Gaza, dan gagal menguasai seluruh Gaza, maka dapat disimpulkan, misi militer yang dilakukan rejim Zionis-Israel gagal. Maka, agresi militer rejim Zionis-Israel ke jalur Gaza ini akan menentukan nasib masa depannya. Apakah rejim Zionis-Israel ini akan terus eksis atau berakhir.

Jika rejim Zionis-Israel gagal menundukkan kekuatan Hamas di Gaza dengan kekuatan militernya, hal ini menandakan berakhirnya supremasi militer rejim Zionis-Israel. Ini merupakan pukulan yang kedua kalinya, sesudah kekalahannya yang telak melawan pasukan Hisbullah, yang akibatnya menimbulkan perpecahan dan ketidak efektifan pemerintahan Ehud Olmert. Peristiwa agresi militer yang dilakukannya ke Gaza, ini merupakan perjudian yang dilakukan para pemimpin Israel, yang masing-masing ingin menunjukkan kepada rakyat Israel, siapa yang paling keras melakukan pukulan terhadap Hamas. Ini perjudian politik menjelang pemilu dengan resiko yang akan dihadapi bagi masa depan negara Zionis-Israel.

Kekalahan yang dialami Israel dalam perang melawan Hamas di Gaza, ibaratnya lonceng kematian yang digaungkan oleh para pemimpin Israel, yang dengan penuh spekaluasi bermain-main dengan mesin perangnya di Gaza. Dan, perang di wilayah yang sangat sempit, dan Zionis-Israel lebih mengandalkan serangan udara, dan gagal ketika berperang di darat, dan ini mirip yang dialami di Lebanon, ketika melawan pasukan Hisbullah.

Sebenarnya Hamas telah menunjukkan sikap yang lunak (moderat) dengan menerima gencatan senjata selama enam bulan dengan Israel. Akan tetapi rejim Zionis-Israel terus melakukan pelanggaran gencatan senjata dengan melakukan serangan ke wilayah Gaza. Inilah latar belakang serangan roket yang dilakukan para pejuang Hamas. Bukan kelompok pejuang Hamas yang memulai pelanggaran gencatan senjata, tapi jusru Israel yang terus menerus menyerang, yang menewaskan warga sipil di Gaza. Maka, secara sepihak Hamas memutuskan menghentikan gencatan senjata,yang sudah disepakati dengan rejim Zionis-Israel.

Langkah gerak maju yang dilakukan militer Isrel berlangsung lambat,karena adanya perlawanan yang dilakukan para pejuang Hamas, yang terus mengantisipasi gerak maju dari pasukan Israel. Menurut jubur bicara Hamas, Abu Ubaida, mengatakan kami sudah siap melakukan perang darat melawan Israel. Mahmud al-Zahar, pemimpin Hamas, menegaskan : “Kemenangan akan segera datang bagi bangsa Palestina”, tegasnya. “Para pejuang Hamas memiliki penampilan yang paling baik saat ini”, tambahnya. “Kami akan mengalahkan Zionis-Israel atas izin Allah”, ujar Mahmud al-Zahar.

Hal ini diakui oleh juru bicara militer Israel, Mayor Avital Leibovitch, yang diwawancarai oleh Aljazeera, yang menyatakan gerak maju pasukan Israel tertekan oleh serangan roket Hamas. Perjudian yang dilakukan rejim Zionis-Israel ini sudah nampak di depan mereka tak dapat lagi melarikan diri dari perang yang mereka ciptakan sendiri.

Inilah sejarah baru bagi perjuangan rakyat Palestina bila mereka dapat mengalahkan dengan telak militer rejim Zionis-Israel di tanah Gaza. Semuanya sedang mendoakan bagi kemenangan para pejuang Hamas, yang sudah lama menunggu kedatangan pasukan rejim Zionis-Israel untuk masuk ke tanah kelahiran mereka. Betapapun pengorbanan yang sangat besar harus mereka lakukan, menghadapi musuh yang sudah terang-terangan membunuhi anak-anak, wanita, dan orang tua. Semoga. Wallahu ‘alam. (M)