Memahami Kebohongan Besar?

Ratusan ribu orang Amerika memadati Grant Park, Chicago. Mereka memaknai kemenangan Barack Obama, yang masih keturunan Kenya dengan euphoria, haru, dan ada yang menangis. Mereka bagaikan orang-orang yang mendapat harapan baru. Sesudah berputus asa. Media massa Amerika telah menyulap sosok Obama bagaikan seorang ‘Mesiah’, yang akan menyelamatkan masa depan umat manusia.

Tahukah? Ketika mereka merayakan kemenangan Obama, jutaan orang telah mati di Iraq, Afghanistan, Palestina, Somalia, dan Sudan. Jutaan orang lainnya menderita seumur hidup. Jutaan anak dan orang tua kehilangan keluarganya. Seluruh infrastruktur yang menjadi bagian kehidupan mereka ikut dihancurkan. Mereka tak memiliki harapan masa depan.

Rakyat di Iraq, Afghanistan, Palestina, Somalia, dan Sudan telah menjadi korban kebijakan Amerika. Mereka yang hidup diwilayah itu, tak sekejap pun menikmati euphoria demokrasi, kebebasan, dan keadilan yang sejati. Hari-hari yang mereka temui hanyalah desingan peluru yang dimuntahkan dari senjata-senjata serdadu tentara Amerika atau Nato, yang mengatasnamakan demokrasi.

Tahukah? Ketika mereka merayakan euphoria kemenangan Obama, rakyat Palestina, tak bisa makan, tak bisa menjalani kehidupan secara normal. Mereka tak memiliki akses keluar. Seluruh perbatasan yang menuju ke dunia luar, ditutup rapat-rapat oleh ‘bos’ Amerika yaitu rejim Zionis-Israel. Bahkan, satu-satunya jalan yang menjadi alat akses keluar, melelalui terowongan, itupun dihancurkan oleh tentara Zionis-Israel.

Mereka kekurangan makanan, obat-obatan, dan orang-orang yang sakit dibiarkan tergelak di rumah sakit. Karena, tak ada fasilitas, yang dapat digunakan. Rejim Zionis-Israel melarang bahan bakar masuk ke wilayah Palestina. Sehingga, aliran listrik di seluruh Gaza padam. Setiap hari orang-orang Palestina mati dibunuhi tentara Israel. Ladang-ladang mereka dihancurkan. Rumah-rumah mereka dibuldozer. Karena, rumah-rumah itu, dikatakan sebagai tempat sarang teroris. Dan, Menlu Condoleeza Rice, hanya mundar-mundir ke Timur Tengah, tapi itu hanyalah sebagai proyek ‘cosmetic’ Amerika, yang biadab tak berperikamusiaan, dan terus menerus mendukung rejim Zionis-Israel.

Tahukah? Ketika mereka merayakan euphoria kemenangan Obama, sebaliknya di wilayah Palestina, rejim Zionis-Israel, terus menerus mengekalkan penjajahan dan perbudakan terhadap rakyat di wilayah itu. Beratus kali perundingan, resolusi DK.PBB, Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan Liga Arab, tak menghasilkan apa-apa. Karena, pasti akan bertabrakan dengan kepentingan rejim Zionis-Israel, yang didukung Amerika.

Satu-satunya wilayah di muka bumi ini, yang masih menyandang status di jajah, hanyalah Palestina. Tak ada harapan. Selama pusat kekuasaan Amerika di Gedung Putih, isinya adalah orang-orang yang sudah menjadi budak rejim Zionis-Israel. Betapa nasib rakyat Palestina? Mereka tak pernah dapat menikmati kehidupan yang semestinya. Padahal, mereka sebagai manusia,  berhak mendapatkan menikmati hak-hak dasar mereka. Bahkan, tempat suci umat Islam, yaitu Masjidil al-Aqsha, terancam roboh, yang memang sengaja dihancurkan oleh rejim Zionis-Israel, dan akan diganti dengan kuil Sulaiman.

Tahukah? Ketika mereka merayakan euphoria kemenangan Obama, rakyat di Irak hanya bisa meratap sedih, setiap hari berhadapan dengan tentara Amerika, dan bahu kematian terus menghantui mereka. Mungkin sudah lebih dari satu juta rakyat Iraq yang tewas dibantai tentara Amerika, dan jutaan lainnya yang menderita dan cacat, jutaan lainnya yang melarikan diri ke negara tetanggganya. Amerika telah melakukan kejahatan yang belum ada taranya dalam sejarah kemanusiaan. Dua kali Amerika mengagresi Iraq.

Agresi yang pertama oleh Presiden Bush (Sr), yang waktu itu, atas dasar ingin melindungi sekutunya Kuwait, yang diserang Iraq. Agresi yang kedua dilakukan Presiden George Walker Bush (Jr), yang meluluh-lantakan seluruh Iraq. Tentara Amerika, bukan hanya membunuh penduduk, tapi memperkosa wanita-wanita di tahanan, tentara Amerika menghina para tahanan, menelanjangi mereka, dan bahkan merobek al-Qur’an dan dimasukkan ke dalam toilet. Tidak hanya itu. Tentara Amerika juga menggunakan senjata-senjata biologis dan yang mengandung uranium, yang mengakibatkan bayi-bayi cacad, rusak, ketika lahir. Ketika, Obama berbicara penarikan mundur pasukan Amerika dari Iraq, tapi perjanjian yang sudah disiapkan pemerintah Amerika, justru tentara Amerika akan berada di Iraq secara permanent, alasannya ingin menjaga stabilitas di Iraq.

Tahukah? Ketika orang-orang Amerika sedang melakukan pencobloson memilih kandidat presiden, pesawat tempur Amerika melakukan pemboman di perbatasan Pakistan–Afghanistan. Pemboman itu, mengakibatkan puluhan tewas, dan ratusan lainnya luka-luka. Sebagian besar adalah anak-anak dan wanita. Pemboman pesawat tempur Amerika ini sudah berulang kali. Dan, selalu yang menjadi korban adalah orang-orang sipil. Alasannya mereka melakukan pemboman adalah menghancurkan teroris dan jaringan al-Qaidah. Sekarang menjelang musim dingin, jutaan rakyat Afghanistan terancam kedinginan dan kelaparan. Tapi, yang mereka dapatkan bukanlah bantuan internasional, yang akan menyelamatkan rakyat Afghanistan, yang didapatkan adalah bom-bom, yang terus menerus dijatuhkan dari atas pesawat. Berapa banyak bom yang sudah dan akan dijatuhkan lagi ke wilayah-wilayah Afghanistan? Obama, yang dalam kampanyenya, kalau ia menang, berjanji akan menangkap Usamah bin Ladin.

Perang di Afghanistan belum akan berakhir. Justru intensitasnya terus meningkat. Obama, yang sekarang terpilih menjadi Presiden Amerika, tak akan mengurangi kekuatan militernya dari kancah perang di wilayah itu. Dan, yang pasti Presiden George W.Bush sudah memerintahkan Menteri Pertahanan Amerika Robert Gate, mengurangi pasukan Amerika dari Iraq, bukan untuk pulang, tapi akan dialihkan ke Afghansitan,memerangi Taliban. Obama, ketika kampanye dengan nada yang jelas, akan menggunakan kekuatan militer Amerika, menghantam Pakistan, yang dianggap menjadi sarang teroris. Rakyat Afghanistan setiap hari menghadapi kematian. Kematian yang diinginkan oleh Amerika dan Nato, yang diberi dalih sebagai ‘Teroris dan Taliban’.

Tahukah? Ketika orang-orang Amerika menikmati kegembiraan malam di Grant Park, di Somalia dan Sudan Selatan, terjadi perang saudara. Berapa banyak mereka yang telah tewas. Berapa banyak mereka yang menjadi korban sia-sia. Apa haknya sekutu Amerika, yaitu Ethiopia, menyerbu Somalia, ketika Islam, yang memenangkan pertempuran dan menguasai seluruh wilayah Somalia, kemudian Amerika mendorong Ethiopia, melakukan agresi militer ke dalam wilayah Somalia? Akibat invasi Ethiopia, yang didorong Amerika, situasi di wilayah Somalia, bukan semakin baik, tapi kekacauan terus berkecamuk. Perang saudara terus berlangsung. Tanpa henti.

Negara di Tanduk Afrika, yang pernah berulang kali mengalami kelaparan, dan sampai sekarang terus dilanda konflik. Semua situasi perang yang berlangsung, tak lain adalah scenario Amerika. Kondisi Sudan Selatan tak berbeda.Amerika dan Israel, ingin terus memecah belah Sudan Selatan, dan ingin mengoyak-ngoyak negeri yang paling luas di Afrika, ini menjadi kapling-kapling kecil, dan terus mendorong terjadi konflik antar faksi yang ada diwilayah itu. Meskipun, Presiden Omar Hasan al-Bashir, berusaha mengakomodasi kelompok di Sudan Selatan, yang Kristen. Nampaknya, ini masih belum memuaskan fihak Amerika dan Israel. Bahkan, Amerika pernah melakukan serangan pemboman ke Ibukota Sudan, Khartoum, yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan luka.

Obama adalah ‘pion’ baru bagi rejim Zionis-Israel, yang akan membawa misi baru, menampilkan wajah kepemimpinan baru Amerika, yang dapat diterima dan diharapkan masyarakat internasional. Obama berjanji akan memberikan harapan fajar baru bagi kepemimpinan masa depan Amerika. Obama dengan janjinya, idenya, gagasannya, sikapnya,pandangan-pandangannya, semuanya menggambarkan dan menampilkan harapan baru, khususnya bagi masyarakat Amerika dan dunia.
Rejim Zionis-Israel melalui jaringan kekuatan lobby yang mereka miliki seperti AIPAC, JAC, dan lainnya,melalui kekuatan media massa, yang mereka miliki, berhasil menyulap Obama menjadi seorang ‘Mesiah’, yang akan menyelamatkan masa depan umat manusia. Sebelumnya, rejim Zionis-Israel, menggunakan dua ‘Bush’ telah menghancurkan dan meluluh-lantakkan dunia, khususnya dunia Islam. Kini rejim Zionis-Israel, memanipulasi masyarakat dunia, melalui proyek ‘Obama’.

Rejim Zionis-Israel dengan menggunak dua ‘Bush’ telah mencapai tujuannya. Menghancurkan segala yang dianggap menjadi acaman masa depan mereka. Dengan menggunakan tangan Amerika atau ‘war by proxy’. Di mana rejim Zionis-Israel menghancurkan musuh-musuhnya dengan menggunakan tangan orang lain. Rejim Zionis-Israel berhasil menghancurkan potensi-potensi ancaman. Inilah fakta yang ada. Tak ada yang dapat terlalu diharapkan dari Obama. Meskipun, ketika Obama, yang berkulit hitam itu menang, seluruh media di Amerika dan dunia , menyatakan runtuhnya tembok ‘rasialisme’.

Dapatkah nantinya persepsi Obama, ketika berada di Gedung Putih, mempunyai pandangan konstruktif terhadap Islam, umat Islam dan Dunia Islam? Dapatkah Obama mengakhiri penderitaan rakyat Palestina? Dapatkah Obama mengakhiri penderitaan rakyat Iraq? Dapatkah Obama mengakhiri penderitaan rakyat Afghanistan? Dapatkah Obama menghentikan perang saudara dan agresi militer yang dilakukan Ethiopia di Somalia? Dapatkah Obama mengakhiri campur tangan Amerika di Sudan Selatan? Dapatkah mereka  yang sudah lama di Camp Guantanamo, Kuba, dibebaskan, dan menikmati kehidupan? Seperti layaknya manusia lainnya?

Dapatkah Obama merasakan penderitaan orang-orang yang sekarang menjadi korban agresi Amerika? Dapatkah Obama berempati kepada mereka, orang-orang yang dihancurkan dengan kekuatan militer yang mengatasnamakan demokrasi? Jika Obama pernah memahami sejarah perbudakan yang dialami orang-orang kulit hitam oleh kulit putih, dan memperjuangkan adanya ‘equality’ (persamaan) di semua lapangan kehidupan, dan hak-hak dasar manusia, sebagaimana adanya jaminan di dalam hak-hak asasi manusia, tentu Amerika di bawah Obama, memperhatikan nasib bangsa-bangsa yang sekarang ini mengalami nasib yang malang akibat tindakan rejim George Walker Bush.

Nampaknya, kita tak dapat mengharapkan terlalu banyak terhadap Obama, yang baru memperoleh kemenangan. Karena, Obama hakekatnya, tak lebih dari permainan kaum Zionis-Israel, yang mengayunkan dari arah pendulum yang satu, kearah pendulun yang lainnya. Ia hanyalah ‘pion’ rejim Zionis-Isarel. Buktikan nanti. Siapa yang meng isi Gedung Putih? Tak lebih dari para tokoh Yahudi, yang akan menentukan dan mengarahkan kebijakan Amerika, baik itu kebijakan luar negeri, keamanan, dan ekonominya. Wallahlu’alamn.