Ust Abu Rusydan: Konflik Suriah adalah PERANG AGAMA

Ust Abu Rusydan: Konflik Suriah adalah PERANG AGAMA

Menanggapi berbagai polemik seputar konflik yang terjadi di Suriah, apakah termasuk konflik Politik, konflik Sektarian atau konflik Agama, Ust Abu Rusydan da’i muda asal kota Kretek Kudus ini menjelaskan bahwa dari berbagai sumber yang bisa dipercaya baik dari segi kacamata Syar’i maupun Duniawi, -yakni media-media islam yang mengabarkan konflik yang terjadi di Suriah -, beliau menyatakan bahwa konflik Suriah adalah Perang Agama.

“Kenapa kita berbicara Syam itu kok Damaskus dan Suriah?? Kita jawab, kenapa kita berbicara Suriah kok kita itu adalah Perang Ideologi kok bukan Perang Agama, maka saya jawab ini adalah PERANG AGAMA. Sebab konon istilah Ideologi adalah buatan manusia, sedangkan Agama adalah buatan Allah. Dan peperangan yang terjadi di Suriah sekarang ini merupakan Nubuwah Rosululloh saw tentang perang akhir zaman yang terjadi di kota Damaskus”, Tegas beliau.

Lebih detail lagi beliau memaparkan bahwa Syi’ah adalah sekte diluar islam dan bukan termasuk salah satu madzhab dalam islam. Karenanya sangat aneh jika ada sebagian kaum muslimin yang berkata Syi’ah adalah sebuah madzhab dari salah satu madzhab dalam islam.

“Ada yang berpendapat bahwa itu konflik Suriah itukan konflik sektarian, antara sekte Syi’ah dengan sekte Sunni. Sekali lagi saya sampaikan ayyuhal ikhwah, didalam sebuah kitab “Jaa Daurul Majus” disebutkan bahwa Syiah itu bukan sekte islam, Syi’ah itu bukan Madzhab dalam islam”, Ungkap da’i muda yang pernah berjihad ke Afghanistan tersebut.

Dalam sejarah awal kemunculan Syi’ah saja sudah bisa diketahui bahwa lahirnya Syi’ah adalah dari Majusi. Mana mungkin ada Majusi yang termasuk dalam salah satu golongan islam, sedangkan Majusi sendiri berasal dari Persi atau Persia dan mereka adalah kaum penyembah berhala.

“Tapi akar munculnya Syi’ah itu adalah dari Majusi. Bahwa hari ini Majusi sudah memegang peranan yang sangat luar biasa dengan menancapkan kuku-kukunya dan taring-taringnya didunia islam. Dan berangkatnya Syi’ah itu berasal dari balas dendamnya Majusi Persi terhadap islam, kemudian mereka berkolaborasi dengan Yahudi dan Nashrani”, Ujarnya.

Beliau kemudian menegaskan kembali bahwa konflik di Suriah adalah Perang Agama, sebab Syi’ah itu bukan termasuk golongan atau madzhab dalam islam. Dan yang lebih perlu dicatat lagi oleh kaum muslimin yaitu bahwa lahirnya Syi’ah itu khususnya Syi’ah Nushairiyyah yang sekarang berkuasa Suriah adalah pada abad ke-3 H di bawah pimpinan Muhammad bin Nashir An-Numairi, yang mengaku sebagai Nabi dan meyakini bahwa Imam Abul Hasan Al-‘Askari (Imam ke-11 dari Syi’ah Ja’fariyyah Imamiyyah) adalah Tuhan.

“Jadi Syi’ah tidak boleh disebut sekte dari Islam. Tetapi sekali lagi saya sampaikan munculnya Syi’ah didunia berangkat dari gerakan Politik yang dilandasi balas dendam Majusi Persi terhadap Islam”, Tegasnya kembali.

Pernyatan tersebut beliau sampaikan saat mengisi kajian bertajuk “SAVE SYRIA ā€“ LET’S PRAY FOR THEM” yang diselenggarakan oleh Adhwa’ dan Mahasiswa Pecinta Islam (MPI) Solo Raya dimasjid Baitul Makmur Solo Baru Sukoharjo Jawa Tengah, Ahad pagi 15/7/2012 dan dihadiri lebih dari 500an jama’ah ikhwan maupun akhwat.

Kajian dalam rangka solidaritas untuk kaum muslimin di Suriah ini juga niatkan sebagai upaya penggalangan dana yang nantinya akan diberikan kepada kaum muslimin di Suriah yang akan disalurkan melalui Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). Sedangkan dana yang terkumpul pada kajian tersebut sebesar 14 juta lebih sedikit. (Bekti Sejati/Kru FAI)