Cara Mencari Sanad dan Matan Dalam Hadist

Yth: Pak Ustad,

Kami ingin mengetahui Hadist-hadist yang sahih siapa saja perawinya dan adakah judul buku hadistyang terjemahan. Bagaimana cara mencari sanad dan matan hadist, apakah gunanya, adakah buku hadist yang lengkap dengan sanad dan matan dalam bahasaIndonesia? Terimakasih atas jawabannya.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Anda bertanya tentang sanad dan matan. Maka perlu dijelaskan dulu bahwa sanad adalah jalur periwayatan yang terdiri dari orang-orang (atau disebut perawi), sambung-menyambung dari satu orang ke orang yang lain hingga sampai kepada shahabat nabi dan diri Rasulullah SAW sendiri.

Sedangkan yang dimaksud dengan matan adalah isi hadits, baik berupa perkataan nabi, tindakan maupun sikap diam beliau.

Sedangkan kitab yang di dalamnya ada sanad dan matan adalah kitab hadits seperti kutubusittah atau kutubuttis’ah. Kitab-kitab itu adalah Shaih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan An-Nasa’i, Sunan Ati-Tirmizy, Sunan Ibnu Majah.

Kitab yang Perawinya Dijamin Tidak Bermasalah

Tapi ke-enam kitab itu belum semuanya tuntas dan selamat dari kritik hadits, ada dalam beberapa kitab itu yang ‘kesehatan’ perawinya masih dipermasalahkan.

Kecuali kedua kita yang disebutkan pertama, yaitu kitab Shahih Bkari dan Sahih Mulim.Hadits-hadits yang terdapat di kedua kitab itu telah mengalami proses kritik sanad yang super ketat. Semua perawi yang tercantum di dalam kedua kitab ini dijamin keshahihannya. Yang menjamin ada orang yang integritasnya diakui oleh seluruh ahli hadits.

Namun bukan berarti yang namanya hadits shahih hanya terdapat di dalam kedua kitab itu saja. Di dalam kitab hadits yang lain tentu banyak hadits yang shahih dan sehat. Sehingga tidak benar kalau kita beranggapan tidak ada lagi hadits shahih selain di kedua kitab itu.

Namun untuk mengetahui kesehatan suatu hadits, perlu dilakukan studi kritik hadits. Yang bisa melakukannya tentu mereka yang sudah belajar ilmu hadits lewat para ulama yang ahli di bidang hadits. Sementara orang awam apalagi yang tidak bisa bahasa arab, tentu akan sangat kesulitan untuk melakukan kritik hadits.

Selain itu kita butuh kitab-kitab yang memuat daftar track record para perawi hadits. Kitab sejenis ini dikenal dengan istilah kitab Rijalul Hadits. Tanpa ada kitab-kitab ini, nyaris mustahil kita bisa mengetahui keshahihan suatu hadits. Tapi kitab seperti ini tidak cuma satu, ada begitu banyak kitab tersebut.

Syeikh Al-‘Allamah Nashiruddin Al-Albani rahimahullah adalah salah seorang yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam perpustakaan untuk melakukan penelitian tiap perawi. Hasilnya, kutubussittab telah beliua kaji ulang dan bisa dipilah, mana hadits yang shahih dan mana hadits yang dhaif.

Memang institusi yang mengajarkan ilmu hadits di Indonesia sangat terbatas, yaitu hanya di fakultas Ushuluddin jurusan Quran Hadits. Selain itu kita terus terang masih kekurangan ahli hadits yang mampu mengkader para ahli hadits.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc